Film Joshua Tree, Perjuangan Remaja dengan Autisme Berat
Film dokumenter Joshua Tree, karya anak bangsa mendapatkan nominasi Best Documentary Award. Film ini merupakan persembahan dari Golden Collaboration dan Jeruk Bali. Cerita inspiratif ini digarap oleh sutradara George Arif.
Film ini diproduksi selama dua tahun, dengan footage yang kebanyakan terdiri atas rekaman online meeting dan kamera telepon genggam, serta sebagian footage diproduksi secara proper dengan kamera sinema.
Proyek kasih sayang ini juga akan diputar di berbagai kota di Indonesia serta di Singapura, dan harapannya lokasi pemutaran dapat bertambah agar merangkul lebih banyak orang untuk melihat bahwa ada potensi luar biasa dalam individu autistik.
Alur Cerita Film
Joshua Tree menceritakan tentang Joshua, seorang remaja dengan autisme berat yang melawan ekspektasi dan mengalami kemajuan yang luar biasa.
Joshua merupakan anak dari ibu keturunan Chinese-Indonesia, dan ayah berkebangsaan Singapura. Joshua adalah anak kedua dari empat bersaudara, dan kakaknya, Immanuel, yang juga adalah kameramen dari film Joshua Tree, juga didiagnosis autisme. Namun sekarang ia sudah dapat menjalani kehidupan seperti masyarakat pada umumnya. Bahkan ia melanjutkan sekolah asrama di luar negeri.
Joshua juga memiliki dua orang adik, dan seluruh keluarga Joshua berperan aktif dalam pembuatan film ini serta dalam tumbuh kembangnya. Saat pandemi COVID-19, orang tua Joshua memiliki ide untuk membuat film tentang anak remaja laki-laki mereka yang mengalami autisme berat dan kemajuan luar biasanya selama enam bulan.
Keluarga Ibarat Pohon
Manusia adalah bagian dari alam dan dapat dimetaforakan sebagai pohon. Seorang anak dalam spektrum autisme sangat memerlukan keluarganya. Sutradara melihat bahwa keluarga Joshua adalah inti dari semua ini.
Pohon tempat Joshua berpegang, berlindung, merasa aman dan berjalan terus menjalani hidupnya, atau dalam kata lain, keluarga adalah Joshua Tree.
“Joshua Tree adalah suatu pesan mengenai cinta dan pengharapan. Bahwa individu dengan Autisme bisa terus berkembang dan belajar. Jangan pernah menyerah. Nikmati mereka dan keistimewaan yang mereka punya,” kata Dr. Deibby Mamahit, ibu dari Joshua.
Dr. Deibby Mamahit juga merupakan bagian dari Golden Collaboration, suatu segitiga kolaborasi bersama Gerd Winkler dan Rita Gendelman yang membantu keluarga dengan autisme lewat metode mereka yang unik dan efektif.
Film berdurasi 23 menit ini juga dapat diakses dan ditonton publik secara gratis di www.joshuatree.id pada periode terbatas yaitu 5-13 Mei 2023.
Golden Collaboration
Golden Collaboration adalah suatu segitiga kolaborasi yang membantu keluarga dengan autisme lewat metode mereka yang unik dan efektif dan terdiri dari tiga pakar dalam bidang masing-masing.
Mereka adalah Dr Deibby Mamahit, pendiri Brainworks, TouchHope dan Functional Health Centre - seorang functional doctor dan pakar biomed, Rita Gendelman - pakar reflexes treatment seputar emosi, sensori, dan perilaku), serta Gerd Winkler, pendiri Global Autism Solutions Approach (GASA) - pakar penanganan dan pola berpikir yang tepat dalam menghadapi perilaku anak dalam spektrum autisme.
Advertisement