Film Inside Out 2 Pendapatan Rp 16,3 Triliun 19 Hari Tayang di Bioskop
Film animasi dari Disney dan Pixar, Inside Out 2 berhasil mengumpulkan total pendapatan setara Rp 16,3 triliun pada hari ke-19 penayangannya di layar lebar, salah satu yang tercepat diraih oleh sebuah film animasi.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, Senin 1 Juli 2024, film Inside Out 2 masih berada di puncak box office pada akhir pekan ketiga penayangan dengan pendapatan di bioskop domestik Amerika Utara sebesar 57,4 juta dolar AS (Rp894 miliar) dan pendapatan bioskop internasional sebesar 108 juta dolar AS (Rp1,7 triliun).
Dengan begitu, pendapatan yang diperoleh film tersebut sejak hari pertama penayangannya, yakni 463 juta dolar AS (Rp7,5 triliun) di bioskop Amerika Utara dan 545 juta dolar AS (Rp8,9 triliun) di bioskop internasional sehingga apabila diakumulasikan menjadi kurang lebih 1 miliar dolar AS.
Disutradarai oleh Kelsey Mann, film sekuel ini memperkenalkan emosi-emosi baru dalam diri karakter utama bernama Riley yang sudah beranjak remaja di antaranya Anxiety, Envy, Ennui, dan Embarrassment.
Deretan aktor yang menjadi pengisi suara film ini antara lain Amy Poehler, Maya Hawke, Kensington Tallman, Liza Lapira, Tony Hale, Lewis Black, Phyllis Smith, Ayo Edebiri, Lilimar, Grace Lu, Sumayyah Nuriddin-Green, Adèle Exarchopoulos, Diane Lane, Kyle MacLachlan, Paul Walter Hauser, dan Yvette Nicole Brown.
Cerita Pubertas Riley
Inside Out 2 dirilis berselang sembilan tahun dari film pertamanya. Disney dan Pixar mengajak penonton untuk menyelami benak Riley yang mulai beranjak remaja. Jika di film pertama Riley mencoba melalui masa kanak-kanak dengan mengatur emosinya perkara kepindahan keluarganya dari kehidupan Minnesota ke San Fransisco, kini Riley telah menemukan rumah baru, yakni sahabat-sahabat barunya yang bernama Bree dan Grace.
Para emosi yang digambarkan sebagai sosok-sosok warna-warni lucu menggemaskan bekerja akur saling berdampingan di Headquarters. Mereka adalah Joy si emosi bahagia yang sudah berdamai dengan emosi kesedihan, Sadness. Bahkan Joy sudah dengan luwes merangkul Sadness dalam beberapa keputusannya karena paham bahwa kesedihan adalah bagian penting yang membentuk diri Riley.
Riley memulai perjalanan menavigasi emosi nan penuh intrik di masa remaja. Pubertas, masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa muda adalah fase penting dalam setiap individu karena munculnya emosi-emosi baru yang seperti mengendarai kereta luncur di mana emosi kanak-kanak sedikit demi sedikit mulai tergantikan oleh emosi dewasa.
Sayangnya, para orang tua sering tidak paham dengan gejolak rasa gelisah itu dan menghindari membicarakannya. Film bisa dinikmati oleh anak-anak sebagai tontonan lucu, bagi para orang tua ini bisa menjadi sebuah suguhan segar pembelajaran bahwa sebagai orang tua kita harusnya senantiasa memahami kondisi kejiwaan anak-anak.
Satu bocoran, jangan buru-buru beranjak dari bangku penonton saat film selesai karena Mann menyiapkan sejumlah adegan seusai credit title.