Film Horor Tutuge Raih Penghargaan di Festival Film Internasional
Film horor berlatar belakang Pulau Dewata, Bali berjudul Tutuge mulai tayang di bioskop mulai hari ini, Kamis 15 April 2022. Film yang mengangkat kearifan lokal tentang Bali ini digarap jauh sebelum adanya pandemi Covid-19.
Belum tayang di bioskop Tanah Air, film yang dibintangi Imelda Therinne, Rizky Hanggono, Rania Putri Sari dan Ismi Melinda itu sudah populer di berbagai ajang festival film internasional.
Tutuge menerima penghargaan film horor terbaik serta sinematografi terbaik dari Asian Film Awards Academy atau AFA Academy 2021. Ada juga dari Hollywood International Golden Age (HIGA) sebagai best international feature film serta film horor terbaik dari Andromeda Film Festival ke-7.
Selain itu, film Tutuge menjadi finalis Golden Harvest Film Festival di Tokyo, Jepang pada 2021 serta World Film Carnival Singapore untuk kategori Best Horror Feature.
Film yang disutradarai Virlanwana Langgong, tidak hanya menyuguhkan rasa takut tapi juga memiliki banyak pesan moral.
"Film ini secara khusus mengangkat cerita dari salah satu kearifan lokal yang ada di Bali. Film ini menjadi medium untuk menyampaikan banyak pesan moral, mulai dari pengampunan, penemuan jati diri dan penebusan perilaku yang kita kemas dengan keindahan budaya Bali," ungkapnya dalam jumpa pers.
"Luar biasanya lagi, film ini sudah diapresiasi di berbagai festival film di luar negeri, makanya kami ingin film ini juga bisa diapresiasi masyarakat Indonesia," tambah Virlanwana Langgong.
Tommy Indratama selaku eksekutif produser dari Sin3rgi mengatakan film ini memang memilih Bali sebagai pengambilan gambar.
"Penantian untuk produksi film ini cukup lama bagi kami. Tapi kami merasa sangat puas dengan hasilnya. Harapan saya, film ini memberikan warna baru bagi industri perfilman nasional," pungkas dia.
Sinopsis Tutuge
Film produksi Tiga Sin3rgi ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Laras (Imelda Therinne). Ia diduga menderita Alzheimer. Laras memiliki sebuah villa yang sangat megah dan ingin menjualnya tanpa alasan yang jelas.
Sementara itu, sang suami, Cokro (Rizky Hanggono) adalah pria yang sangat protektif dengan Laras. Di sisi lain, Ameera Janus (Rania Putrisari) mengendus ada sesuatu yang tak beres pada hukuman rumah tangga Laras dan Cokro. Penulis spesialis genre horor itu sedang berlibur ke Pulau Dewata untuk mencari inspirasi tulisan.
Di Bali Ameera mulai melakukan hal seperti yang dilakukan wisatawan lain, yakni surving. Namun saat ia sedang berada di laut, Ameera merasa seperti sedang ditarik ke dalam laut oleh sosok misterius. Ia lalu ditolong oleh Ketut, yang memperkenalkannya dengan Laras (Imelda Therrine) pemilik vila luas dengan nuansa tradisional namun seram.
Laras memiliki sikap yang misterius dan ia sedang berniat menjual vila miliknya dengan alasan tertentu. Sejak berada di vila, Ameera kerap melihat munculnya perempuan dengan busana tradisional Bali berwarna merah.
Perempuan itu menari dengan indah, namun mengucapkan hal-hal yang membuat Ameera makin takut. Ketakutan Ameera disikapi suaminya, Cokro dengan tidak simpati. Cokro malah menganggap Ameera gila karena selalu melihat hal yang tak dilihat orang lain.
Hal aneh tak terduga terjadi pada Laras di suatu ketika, ia terlihat sangat lihai menari tarian Bali. Padahal, ia tak memiliki kemampuan untuk menari. Apa yang sebenarnya terjadi pada Laras?.