Film Dokumenter di Balik Layar Tottenham Hotspur Dirilis
Momen yang ditunggu-tunggu oleh penggemar Tottenham Hotspur telah tiba. Film dokumenter berjudul All or Nothing dari Amazon Prime resmi dirilis pada Senin 31 Agustus 2020 pagi wkatu setempat.
Film dokumenter yang mempertontonkan aktivitas Spurs di balik layar ini tersedia dalam tiga episode. Sekuel ini menunjukkan pada penggemar mereka tahun tak terlupakan, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Selain itu, film ini juga memperlihatkan detik-detik pemecatan Mauricio Pochettino digantikan Jose Mourinho, kesulitan tim dalam mengarungi kompetisi Premier League, serta kompetisi domestik lainnya, dan pembukaan stadion baru mereka. Lantas apa yang menarik dalam film dokumenter yang baru dirilis hari ini?
Adalah di mana momen Mourinho yang tidak bisa menahan diri untuk melontarkan banyak umpatan ketika berada di ruang ganti. Pemandangan ini sangat kontras dengan sosoknya di depan publik yang terkesan dingin dan tak terlalu senang dengan sorotan kamera.
Ada banyak ‘ledakan’ dari pelatih Portugal itu dalam film dokumenter tersebut, yang kebanyakan tidak tepat untuk ditonton oleh anak-anak.
Ini sebetulnya bukanlah pemandangan yang aneh, karena Mourinho dikenal sebagai pelatih dengan intensitas pendekatan terhadap permainan. Mourinho selalu menuntut dan konfrontatif, yang terkadang merugikan dirinya sendiri.
Fakta ini menjelaskan mengapa Mourinho berbeda dengan beberapa pelatih lain yang bisa bertahan lama di satu klub. Seperti diketahui, meski ia merupakan salah satu manajer sukses dengan banyak gelar, pria Portugal ini kerap berpindah-pindah klub karena ditengarai anak asuhnya hanya bisa menerima taktik, serta metode melatihnya dalam jangka waktu pendek.
Pengagum Mourinho
Di awal fim dokumenter ini, Pemilik Spurs, Daniel Levy, menggambarkan keputusannya memecat Pochettino sebagai momen paling emosional dalam hidupnya.
Namun tidak ada keraguan tentang keputusannya menggantikan manajer Argentina itu. Pasalnya, sebagai pengagum Mourinho, Levy sudah lama mengidam-idamkan pelatih yang pernah membawa FC Porto dan Inter Milan itu menjadi juara Liga Champions tersebut.
Dalam episode pertama, salah satu kuasa hukum Mourinho mengklaim bahwa penunjukan Mourinho sudah dilakukan beberapa saat sebelum resmi diumumkan.
Saran Alex Ferguson
Film dokumenter ini juga menceritakan bahwa mantan pelatih Manchester United Alex Ferguson pernah menyarankan Mourinho untuk merekrut Delle Alli dari Tottenham saat ia berstatus manajer MU.
“Tapi dia bukan pemain yang baik (sifatnya yang suka berpesta), dan kami merasa perlu menemukan motivasi yang tepat untuk pria itu (Alli),” kata Mourinho dalam film tersebut.
Maka itu, Mourinho langsung mengecam Alli di hari pertamanya memimpin tim itu menjalani sesi latihan. Ia langsung mengumpat pemain timnas Inggris itu dengan kalimat kotor, serta ancaman.
“Saya akan menyusahkanmu, dan kamu beruntung, karena ketika aku menyebalkan, itu hal yang baik,” katanya kepada Alli.
“Saya tidak tahu apakah (pesta) itu menjadi gaya hidup Anda. Jika Anda menginginkan periode Anda adalah profesional yang luar biasa, dan di periode lain Anda menjadi party boy, saya tidak punya saran, karena hanya Anda yang tahu. Waktu akan berlalu, dan suatu hari Anda akan menyesal jika Anda tak bisa mencapai apa yang Anda inginkan,” selorohnya lagi terhadap Alli.
Kane dan Pochettino
Cerita lain dalam film tersebut tentang kedekatan antara Harry Kane dengan Pochettino. Saking dekatnya, ketika tahu manajemen resmi memecat Pochettino, Kane langsung menghubungi manajernya itu.
Kane memang punya hubungan yang sangat baik dengan Pochettino, karena di tangan juru taktik asal Argentina itu, Kane menjelma menjadi salah satu striker terbaik di dunia.
Mourinho mengetahui hal ini. Maka, ketika ia tiba di markas Tottenham, ia langsung meminta bertemu dengan Kane. Keduanya terlibat pembicaraan yang serius.
Mourinho pun langsung mengatakan bahwa ia tak keberatan dengan hubungan Kane dengan Pochettino. Bahkan sang manajer baru itu mengatakan pada Kane jika itu baik lantaran pemain dan pelatih harus seperti itu.
“Saya yakin Anda memiliki hubungan yang sangat baik dengan Mauricio, saya menyukainya. Saya selalu berpikir, Hubungan yang baik dengan manajer sebelumnya. Mengapa bukan saya?” kata manajer baru itu.
“Saya melihat Anda berlatih kemarin dan saya tidak ragu bahwa Anda adalah seorang pemimpin. Itulah perasaan saya. Dunia memandang sepak bola Inggris dengan rasa hormat yang luar biasa, tetapi mereka masih berpikir bahwa bintang sepak bola berasal dari tempat lain. Kami juga harus membangun status Anda ke arah itu,” tambah Mourinho.
Dalam percakapan itu, ia menjelaskan bahwa dirinya sebagai pelatih juga ingin membantu pemainnya berkembang. Ia menyatakan pada Kane, bahwa ia bisa membantunya membuat ledakan.
Mourinho kemudian menutup percakapan itu dengan ucapan yang memompa motivasi. “
“Apa yang tidak bisa saya terima? karena sifat saya, berada di sini dan tidak memenangkan apa pun. Tapi aku merasa kita bisa karena kamu," ujarnya pada Kane.
Dalam kelanjutan film ini, Mourinho juga menggambarkan bahwa para pemain Tottenham adalah sekumpulan pemain yang terlalu baik, bermain dengan cara yang santun.
Maka itu, Mourinho tidak membuang waktu untuk menekankan perlunya para pemainnya menjadi lebih kejam, lebih sinis, karena sentimentalitas tidak pernah ada dalam kamusnya sebagai manajer.
“Apa yang telah saya kumpulkan pada dasarnya adalah bahwa itu adalah tim yang terlalu bagus,” kata Mourinho kepada asistennya Joao Sacramento di All or Nothing.
“Bahkan dalam kompetisi mereka terlalu bagus. Anak baik. Mereka bilang Dier adalah satu-satunya pria yang suka terlibat konflik selama pertandingan," katanya dalam film ini.
Lantas apakah para pemain Spurs akan menjadi beringas dan bermain lapar seperti yang diinginkan Mourinho pada musim depan? Kita lihat saja aksi Spurs di Premier League 2020/2021.