Film Dirty Vote Hanya Sebatas Opini, Feri Amsari: Omon-Omon Doang
Pemeran film "Dirty Votes" Feri Amsari merespons pernyataan Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian, yang menilai film berdurasi 1 jam 57 menit hanya sebatas opini saja.
"Omon-omon doang. Misalnya dikatakan fitnah bagian mana yang fitnah, tidak ada substansi yang diserang. Saya dianggap PKS, mas Dandhy PKI, mas Uceng (panggilan akrab Zainal Arifin Mochtar) PDIP, mbak Bivli NasDem, nggak ada yang benar tidak ada yang membantah substansi film," katanya, saat jumpa pers setelah diskusi film "Dirty Vote" di Auditorium Benediktus, Universitas Katolik Widya Mandala, Rabu 21 Februari 2024.
Menurut ahli hukum tata negara Universitas Andalas ini, seluruh data yang disampaikan dalam film tersebut adalah data valid, jauh dari opini dan fitnah, semuanya kebetulan. Feri menyebut, sampai saat ini belum ada yang membantah substansi dari film tersebut. Hanya serangan personal yang diterima dirinya, Bivli Susanti, maupun Zainal Arifin Mochtar.
"Bahwa Pak Tito adalah Kapolda Papua benar, beliau Menteri Dalam Negeri benar. Kami hanya menceritakan waktu Jokowi menang 2014, kebetulan Pak Tito jadi Kapolda lalu tahun 2019 jadi Kapolri. Sekarang jadi Menteri Dalam Negeri semua kebetulan. Kalau beliau enggak terima silakan buat kebetulan-kebetulan baru pak," tegasnya.
Terkait isu pendanaan film "Dirty Votes" oleh asing, Feri mengatakan, biaya produksi film ini patungan. "Kalau kami ceritakan perjalanan menuju Surabaya ini kami tidur di jalan, mampir di rest area, lalu mampir di Malang dan tidur di rumah teman di sana. Pak Jenderal Tito kalau gak percaya apapun kebenaran yang kami sampaikan, silakan," ungkapnya.
Lanjut Feri, selagi film tersebut tidak ada bantahan secara substantif dari pihak-pihak yang tidak suka atau merasa tersinggung, segala sesuatu yang disampaikan dalam film adalah sebuah kebenaran.
"Selagi kebenaran substantifnya tidak dibantah, kami yakin ini akan mampu memberikan pendidikan politik bagi publik, minimal memberikan pelajaran kepada politisi bahwa perbuatan Anda kami ketahui, I know what you did last summer," bebernya.
Sutradara Dandhy Laksono merespons pernyataan mantan Kapolda Papua tersebut dengan mengutip pernyataan jurnalis senior Uni Lubis di media sosial X. "Ini (cuitan Uni Lubis) menarik. Sepanjang pelaksanaan Pemilu/Pilpres, Pak Tito tidak pernah muncul, sekali muncul malah mengomentari film Dirty Votes. Itu saja," katanya.
Sebelumnya, Mantan Kapolri Tito Karnavian menilai film Dirty Vote hanya sebtas opini. Karena film ini tidak menggunakan metode ilmiah dalam menghasilkan suatu kesimpulan.