Film Dakwah Pukau Publik Italia
Film dokumenter berjudul 'Dakwah' bercerita tentang keseharian di lingkungan pesantren. Dan sukses diputar sebagai tayangan khusus pada festival film internasional terbesar di Roma, Festival del Cinema.
Studio berkapasitas lebih dari 300 orang di kawasan pertunjukan seni terkemuka kota Roma, Auditorium Parco della Musica, dipadat penonton saat "Dkwah" ditayangkan, pada Sabtu lalu.
Dikatakannya animo masyarakat terhadap film ini dipandang cukup mengejutkan. Sejak sehari sebelumnya, tiket pertunjukan yang juga dijual online telah habis. Masuk dalam kategori special event. Berbagai judul film lainnya dalam kategori yang sama tidak memperoleh sambutan positif sedemikian tingginya.
Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani mengatakan, minat publik Italia terhadap film ini sepertinya mencerminkan semakin meningkatnya keingintahuan masyarakat setempat atas bagaimana sesungguhnya Islam ala Indonesia.
"Pemerintah Italia dewasa ini menyatakan ingin mengintensifkan kerja sama dialog lintas keyakinan dengan Indonesia, yang dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, dipandang mampu menjadi contoh integrasi bangsa yang majemuk dan demokratis," ujarnya.
Disutradai pembuat film kawakan Italia, Italo Spinelli, Da`wah mengambil lokasi pengambilan gambar Pesantren Dalwa di Pasuruan, Jawa Timur. Selama sembilan hari penuh, Spinelli mengikuti seluruh kegiatan siswa pesantren termasuk hingga setelah proses belajar-mengajar selesai dilaksanakan.
Ide pembuatan film dokumenter ini muncul saat Spinelli berkunjung ke Indonesia untuk membuat film lainnya beberapa tahun lalu.
Spinelli, yang juga direktur festival film Asia terbesar di Roma, Asiatica Film Festival, menggalang kerja sama dengan duet produser eksekutif Sapta Nirwandar dan Irsyad Yusuf serta produser Budiarman Bahar guna mewujudkannya. Pembuatan film juga didukung Pemerintah Daerah Pasuruan.
Pemutaran Da'kah pada Festival del Cinema di Roma merupakan penayangannya yang perdana untuk publik. Setelah melalui evaluasi, Dakwah dinilai Panitia Festival baik dari segi sinematografi sekaligus narasi cerita.
Maestro film dunia peraih piala Oscar, Bernardo Bertolucci, yang hadir memberikan sambutan pengantar sesaat sebelum film ditayangkan, menyatakan kekagumannya terhadap kepiawaian Spinelli bercerita dalam film ini sehingga mampu memberikan gambaran realita kehidupan madrasah di Indonesia.
Sementara itu, seorang penonton yang berasal dari luar Italia menyatakan keterkejutannya bahwa ajaran sekolah Islam di Indonesia sangat berbeda dari apa yang pernah dilihatnya di negara Islam lain.
Film ini dipandang sangat relevan dengan situasi sosial di Italia dan Eropa saat ini. Isu integrasi sosial, khususnya dengan pemeluk agama Islam, memang tengah mengemuka di Italia. (trs)
Advertisement