Film Anak Garuda, Kisahkan Petualangan 7 Pelajar di Eropa
Ratusan anak yatim dan piatu menonton mengikuti pemutaran serentak film Anak Garuda di sejumlah biskop di Surabaya, pada Selasa dan Rabu, 21 dan 22 Januari 2020. Film berdurasi 129 menit produksi Butterfly Pictures itu mengisahkan petualangan tujuh anak berbeda agama, ras, suku, ketika mengelola operasional sekolah dan unit-unit bisnis Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Batu, Jawa Timur, hingga petualangan mereka untuk belajar di Eropa.
Film bermula saat Julianto Eka Putra, inisiator Sekolah SPI mengajak 7 anak dengan latar suku, agama, dan ras berbeda, mereka adalah Sheren, Olfa, Wayan, Dila, Sayidah, Yohana, dan Robert untuk membantu operasional sekolah dan unit-unit bisnis.
Intrik dimulai ketika Koh Jul, sapaan Julianto, mencoba menyatukan 7 anak yang berbeda itu. Ketergantungan dengan sosok Koh Jul pun muncul, sebagai sosok yang selalu memberikan solusi jika 7 anak bertikai.
Hingga perkawanan mereka benar-benar diuji, ketika Koh Jul melepas mereka untuk belajar ke Eropa. Pertengkaran dan keributan meledak, perpecahan di depan mata. Di Eropa, ketujuh anak muda ini, harus bersama-sama membangun kembali fondasi kebersamaan yang sebelumnya dibangun Koh Jul, sambil menjalankan tugas belajar mereka.
Anak Garuda mengisahkan petualangan 7 anak didik Koh Jul menyelesaikan masalah mereka di Benua Eropa. Film juga menawarkan kisah inspiratif bagi anak-anak agar tak mudah putus asa dalam mengatasi masalah.
"Keadaan yang di fim itu nggak jauh berbeda dengan anak-anak panti asuhan. Apa pun keadaan kita, kita punya kesempatan yang sama untuk mengubah hidup kita. Asal punya kemampuan, pasti bisa berubah," kata Dwi Ariani, tim dari MIC Publishing, penyelenggaran nonton bareng film Anak Garuda, Kamis 23 Januari 2020.
Film yang disutradarai oleh Faozan Rizal dan Verdi Solaiman itu telah diputar di layar bioskop nusantara sejak 16 Januari 2020. Nantinya, pemutaran serentak juga akan diikuti sejumlah anak korban banjir di Jakarta.