Filipina Perpanjang Lockdown Hingga 30 April
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memperpanjang lockdown hingga 30 April, yang dipastikan akan mempengaruhi sekitar 57 juta orang di pulau utara Luzon.
lockdown yang ditetapkan Duterte pertengahan Maret lalu akan berakhir pada hari Minggu, 12 April mendatang. Karena itu pemberlakuan lockdown akan diperpanjang.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin malam, Duterte telah mengisyaratkan akan diambilnya keputusan itu ketika dia mengatakan dia "cenderung" untuk memperpanjang lockdown sampai akhir April.
Namun, kata Duterte seperti dikutip Aljazeera, Filipina tidak memiliki cukup dana untuk mempertahankan lockdown yang diperpanjang, dan meminta dukungan keuangan dari kalangan bisnis swasta.
Sekretaris Kabinet Carlo Nograles mengatakan hari ini, keputusan untuk memperpanjang lockdown telah dibuat, berdasarkan rekomendasi dari komite antar-lembaga yang dibentuk untuk menangani keadaan darurat kesehatan.
lockdown di Luzon, pulau terbesar di negara itu, telah ada sejak 17 Maret. Itu dilihat sebagai perluasan dari tatanan sebelumnya yang hanya mencakup Metro Manila, ibukota yang luas dengan populasi lebih dari 12 juta orang.
Sejak saat itu, para eksekutif provinsi dan kota di bagian lain negara tersebut juga telah menerapkan versi lockdown mereka sendiri, menempatkan hampir seluruh negara lebih dari 104 juta di bawah karantina, dengan memberhentikan penerbangan komersial, serta pembatasan pengiriman barang serta transportasi darat.
Kongres Filipina telah menyetujui undang-undang yang memberikan Duterte kekuatan khusus untuk menangani krisis, serta pemberian dana sekitar 4 milyar Dolar AS atau sekitar Rp 66 Trilun untuk mendukung sistem kesehatan dan memberikan bantuan keuangan kepada mereka yang kehilangan pekerjaan.
Hingga kemarin, di Filipina diperkirakan terdapat 3.660 orang yang infeksi coronavirus, 163 orang diantaranya telah meninggal dunia. Filipina mencatat kematian virus korona pertama di dunia di luar China pada awal Februari.
Pemerintah telah mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pengujian massal untuk virus corona mulai 14 April.
Namun, keterlambatan dalam pelaksanaan program ini menuai kritik. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa penyakit ini dapat menyebar di antara populasi tanpa terdeteksi.
Duterte juga mendapat kecaman karena pasokan alat pelindung yang tidak memadai bagi petugas kesehatan, setelah melaporkan bahwa setidaknya 18 dokter dan dua perawat telah meninggal akibat corona.
Para kritikus dan kelompok hak asasi manusia juga mengecam Duterte, setelah dia mengatakan mereka yang melanggar perintah lockdown akan ditembak mati.
Lebih dari 1,3 juta orang di seluruh dunia telah dipastikan terinfeksi virus corona, dan hampir 75.000 meninggal. Setidaknya 277.000 telah pulih dari penyakit ini, di seluruh dunia.(nis)