Fikih atau Tasawuf Dulu? Ini Konsep Gus Baha' yang Cemerlang
Dalam Islam dikenal adanya banyak disiplin ilmu keagamaan. Ada fikih, tauhid, tasawuf, dan disiplin lain yang terkait dengan amal ibdah dan kehidupan masyarakat secara luas.
Belakangan ada yang secara tren mengenal konsep tasawuf. Yakni, dimensi terdalam terkait kerohanian Islam. Begitu gandrungnya dalam dimensi dunia kaum sufi, ada yang menganggap belajar fikih, seperti tata cara wudhu, tata cara shalat dan hal-hal yang sifatnya ibadah sehari-hari dianggap tidak penting.
Lagu bagaimana duduk soalnya?
Masyarakat umum, khususnya umat Islam yang mulai berusaha memelajari agamanya, bertanya Fikih atau tasawuf lebih dulu?
KH. Ahmad Baha'uddin Nursalim alias Gus Baha memberi penjelasan berikut:
Keyakinan saya sampai saya bertemu Tuhan "Tidak ada ilmu se-barakah ilmu fikih". Saya ulangi lagi, "Tidak ada ilmu se-barakah ilmu fikih". Meskipun tasawuf ya barakah, tapi tetap jauh.
Jadi, orang sekarang itu ngawur sekali kalau mengatakan tasawuf itu diatas fikih. Itu keliru sekali.
Kita bisa mengikhlaskan amal itu setelah lolos uji fikih. Jadi misalnya "saya shalat, saya ikhlaskan untuk Allah". Status shalat itu harus benar dulu: ada Fatihahnya, ada ruku'-nya, ada sujudnya. Orang status shalatnya saja tidak benar kok bilang diikhlaskan, diikhlaskan mbah'e!.
Itu 'kan seperti sedekah, sedekah itu pakai harta. Hartanya halal, baru disedekahkan, baru diikhlaskan. Kalau hartanya saja sudah tidak halal, atau gak ada sama sekali "yang penting ikhlas", ya diikhlaskan mbahmu!?. "Yang penting mengajar itu ikhlas", orang mengajar saja tidak laku kok ikhlas.
Qultu:
Yang sangat disayangkan masyarakat kita lebih gemar terhadap tasawuf daripada fikih. Padahal fikih wudhu, najis dan shalat yang sangat-sangat wajib dipelajari, yang dilakukan sehari-segaru ternyata masih banyak yang belum paham. Dan sayangnya lagi, belajar tasawuf pun banyak yang tidak dengan guru mumpuni. Bahkan banyak yang mengkhayal sendiri.
Allahumma faqqihna fid-diin...
Semoga anak-anak kita menjadi ahli fikih dan ulama' akhirah. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس