Fetish, Fantasi Seks Kategori Gangguan Kesehatan Seksual
Fenomena fetish kembali mengegerkan masyarakat pasca muncul pengakuan seorang model di Malang menjadi korban fetish mukena. Pengakuan korban itu viral di Twitter dan disebutkan modus fetishnya berkedok foto katalog online shop.
Istilah fetish mungkin tak asing. Sebelumnya Gilang fetish kain jarik pernah viral hingga ia didepak dari kampus ternama di Surabaya dan dijebloskan ke penjara. Gilang merasa bergairah ketika korbannya bersedia membalut seluruh tubuhnya dengan kain jarik dan dilakban.
Sebagai informasi, fetish adalah kondisi di mana seseorang akan melakukan suatu hal untuk memenuhi hasrat dan nafsu seksualnya. Fetish juga bisa menjadi istilah yang digunakan untuk menggambarkan gairah seksual seseorang yang digabungkan dengan objek yang biasanya non-seksual. Istilah "fetisisme" berasal dari kata Portugis yakni feitico, yang berarti daya tarik obsesif.
Seseorang yang memiliki fetish terhadap sesuatu akan terdorong untuk melakukan aktivitas seksual dengan memakai atau menyentuh objek yang menarik perhatiannya. Pada kondisi tertentu, fetish memang menjadi kondisi yang normal karena hampir setiap orang memiliki ketertarikan seksual.
Tentunya, fetish setiap orang itu bermacam-macam. Ada yang masih tergolong normal, dan ada juga yang aneh dan bahkan tidak banyak orang lain pikirkan. Namun, jika gairah fetish tersebut sangat mengganggu fungsi seksual, kehidupan, serta perilaku seseorang. Maka kondisi tersebut dianggap sebagai gangguan seksual.
Obyek Fetish
Fetish ketergantungan yang terus-menerus atau ketergantungan pada benda mati, seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh sebagian besar sering nongenital, seperti kaki untuk mencapai gairah seksual.
Secara umum, objek fetish biasanya meliputi pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang dari karet, dan pakaian kulit. Bagian tubuh yang terkait dengan gangguan fetisistik termasuk kaki, jari kaki, dan rambut.
Sebagian besar orang yang mempunyai gangguan ini biasanya membutuhkan benda nyata, namun sebagian lainnya bisa mencapai gairah hanya dengan melihat gambar objek yang dimaksud. Orang dengan kondisi fetish umumnya akan memegang, menggosok, mencicipi, atau mencium objek fetish untuk kepuasan seksual atau meminta pasangannya untuk memakai objek tersebut selama hubungan seksual.
Penyebab Fetish
Biasanya kelainan seksual fetish lebih banyak dialami oleh pria, meskipun tidak menutup kemungkinan perempuan juga akan mengalaminya. Gangguan fetish masuk kategori paraphilic. Hingga saat ini, fetish belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi beberapa ahli teori meyakini jika fetish berkembang dari pengalaman anak-anak, ketika suatu objek dikaitkan dengan bentuk gairah atau kepuasan seksual yang snagat kuat. Berikut faktor penyebab seseorang memiliki fetish:
1. Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan dan kesulitan untuk memulai sebuah hubungan dengan orang lain.
2. Pernah mengalami trauma di masa kecil, seperti kerap mendapatkan pelecehan seksual dari orang lain.
3. Sering melakukan aktivitas seksual yang menyenangkan terhadap kondisi dan objek tertentu, sehingga menyebabkan ketagihan untuk melakukannya secara terus menerus.
Gejala Fetish
Dalam banyak kasus, seseorang dengan gangguan fetishistik hanya dapat terangsang secara seksual dan mencapai orgasme saat fetish digunakan, seringkali merasa sangat malu atau tertekan karena ketidakmampuan mereka untuk terangsang jika tidak menggunakan rangsangan khas. Beberapa gejala fetish adalah sebagai berikut:
1. Untuk jangka waktu setidaknya enam bulan, orang dengan gangguan fetish tersebut memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku yang berulang, intens, membangkitkan seksual yang melibatkan benda mati (seperti pakaian dalam dan sepatu wanita) atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh nongenital.
2. Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan tekanan yang signifikan atau merusak fungsi sosial, pekerjaan, atau pribadi.
Perbedaan Fetish dan Fantasi Ketika Berhubungan Seksual
Fetish cenderung terangsang hanya lewat benda-benda mati, dan hal itu bisa dialami secara berulang. Kebanyakan orang yang mengidap fetish tidak merasa yang dilakukannya adalah perilaku menyimpang, karena hanya menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang normal dilakukan, namun sebenarnya yang dilakukan tersebut adalah perilaku menyimpang dan bisa saja membahayakan orang lain disekitarnya.
Fantasi seksual merupakan sebuah aktivitas yang bisa disengaja maupun tidak yang dilakukan untuk mneghadirkan suatu imajinasi (khayalan) yang berkaitan erat dengan kegiatan seksual, semua orang yang sudah mencapai kematangan fisolologis pada dasarnya bisa melakukan fantasi seksual yang bisa mendorong seseorang untuk mewujudkannya secara nyata, seperti dengan memeluk, berciuman, menyentuh, meraba, serta berhubungan seksual. Hampir sama seperti fetish namun fantasi masih kadar yang tepat, jadi terserah pada individunya masing-masing juga masih sah-sah dilakukan, dan terpenting tidak membahayakan orang lain disekitarnya.
Setiap orang pasti memiliki fantasi berhubungan seksual yang berbeda-beda, bila fantasi seksual biasanya hanya dalam kemampuan berimajinasi sebagai upaya meningkatkan kenikmatan seksual, namun pada kehidupan nyata tidak dilakukan secara nyata, sehingga tak mengganggu diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya atau tidak membahayakan orang disekitarnya seperti orang yang memiliki kelainan fetish.
Pengobatan bagi Penderita Fetish
Fantasi pemujaan atau fetish adalah hal yang biasa terjadi dan dalam banyak kasus tidak berbahaya. Kondisi ini hanya bisa diperlakukan sebagai gangguan jika menyebabkan kesusahan atau mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan fetish biasanya cenderung berfluktuasi atau naik turun selama hidup seseorang. Sehingga pengobatan yang paling efektif dilakukan adalah pengobatan jangka panjang. Pendekatan yang berhasil mencakup berbagai bentuk terapi serta terapi pengobatan (seperti SSRI atau terapi deprivasi androgen).
Beberapa obat resep dapat membantu mengurangi pemikiran kompulsif yang terkait dengan gangguan fetishistik. Pada pasien dengan gangguan yang lebih sedikit biasanya bisa melakukan fokus pada terapi konseling.
Advertisement