Festival Vokasi Adibusana Bangkitkan Industri Fashion Tanah Air
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim optimistis terhadap kemajuan fashion muslim tanah air saat ini. Ia menyampaikan hal itu setelah menyaksikan kemeriahan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu, 23 Oktober 2022.
Ia yakin, di masa kebangkitan dunia pasca pandemi Covid-19 turut memantik semangat pelaku industri fashion di Indonesia untuk bangkit menjadikan negara ini sebagai pusat fashion muslim dunia.
Festival Mahakarya Vokasi Adibusana pada gelaran JMFW tahun ini tidak hanya menampilkan produk-produk ternama yang dibuat para desainer besar Indonesia, tetapi juga karya-karya apik dari satuan pendidikan vokasi.
"Hadirnya karya-karya satuan pendidikan vokasi di JMFW menunjukkan kepada kita semua bahwa sumber daya manusia (SDM) vokasi Indonesia memiliki profesionalitas dan kapasitas untuk bersaing di industri dunia, khususnya industri fashion muslim. Saya ucapkan selamat kepada satuan pendidikan vokasi yang berhasil menampilkan karyanya di JMFW 2023," tutur Menteri Nadiem dalam sambutannya.
Dalam mempersiapkan festival ini, sebelumnya Kemendikbudristek telah melakukan seleksi ketat atas rancangan yang diajukan oleh satuan pendidikan vokasi dengan melibatkan pakar dari dunia akademik dan para pelaku industri fashion untuk melakukan kurasi yang sesuai dengan budaya profesionalitas kuratorial di bidang industri kreatif.
"Melalui proses seleksi tersebut, bapak dan ibu akan melihat 60 looks karya peserta didik dan pendidik dari 10 satuan pendidikan vokasi, dengan penampilan spesial dari beberapa lembaga kursus dan pelatihan," ujar Menteri Nadiem lebih lanjut.
Selain itu, dalam kegiatan ini juga tersedia stand (booth) pameran yang menampilkan karya fesyen dari satuan pendidikan vokasi yang dapat dinikmati pengunjung melalui virtual reality (VR).
Festival Mahakarya Vokasi Adibusana ini adalah hasil kerja sama antara Kemendikbudristek, Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Festival ini merupakan ruang pamer dari karya terbaik dan terpilih dari semua jenjang satuan pendidikan vokasi di seluruh Indonesia.
Mengusung semangat untuk menciptakan wadah kreativitas bagi industri fashion muslim Indonesia, 10 satuan pendidikan vokasi yang terpilih berkesempatan memperagakan karya. Salah satu karya yang tampil adalah busana hasil rancangan SMK NU Banat Kudus yang diperagakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati, dan Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti, dengan disaksikan secara langsung oleh Menteri Nadiem.
“Saya senang bisa berpartisipasi meramaikan acara sekaligus memberi semangat kepada peserta didik vokasi agar ke depan mereka lebih termotivasi untuk mengembangkan talentanya di bidang fashion,” ucap Suharti setelah tampil di atas catwalk.
Sesjen Kemendikbudristek, Suharti mengaku bangga atas hasil rancangan para peserta didik satuan pendidikan vokasi, karena menurutnya telah sejalan dengan perkembangan mode fashion dunia. Ia berharap, tahun depan semakin banyak satuan pendidikan vokasi yang terlibat dalam acara ini.
“Kembangkan talenta kalian, belajar lebih bagus lagi, lihat tren mode dunia, dan lakukan yang terbaik bagi bangsamu,” pesan Suharti menyemangati generasi muda berbakat pencinta fashion dari satuan pendidikan vokasi.
Tampilnya 10 Satuan Pendidikan Vokasi dalam Festival Mahakarya Vokasi Adibusana
Sementara itu, Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Saryadi, menjelaskan bahwa pada JMFW 2023 ini Festival Mahakarya Vokasi Adibusana yang disajikan berasal dari 10 satuan pendidikan (satdik) vokasi yang terdiri atas enam SMK dan empat perguruan tinggi vokasi.
Karya yang ditampilkan dari jenjang SMK berasal dari SMKN 3 Malang, SMKN 7 Malang, SMKN 1 Buduran, SMKN 3 Blitar, SMK NU Banat Kudus, dan SMK Syubbanm bul Wathon. Adapun dari perguruan tinggi vokasi karya yang ditampilkan adalah Politeknik Negeri Media Kreatif, ISWI Jakarta, ISI Denpasar, dan Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
“Dalam kegiatan ini, juga disajikan penampilan dari dua LKP, yakni LKP Simphony Music (Tasikmalaya) dan LKP Yayasan Sekolah Musik Vidi Vici, Jakarta,” terang Saryadi.
Menurut salah seorang kurator yang mewakili akademisi, Yosepin, hasil desain busana muslim yang ditampilkan telah melewati proses kurasi. “Hasil karya vokasi ini luar biasa hingga membuat kurator kebingungan menentukan peserta yang lolos seleksi,” ujar pengajar Universitas Kristen Maranatha, Bandung, tersebut.