Festival Tanjung Lesung 2017 untuk Memantik Pembangunan Banten
JAKARTA: Festival Tanjung Lesung 2017 resmi dilaunching kemarin. Festival yang didesain keren ini akan berlangsung hingga tanggal 24 September mendatang.
Menggunakan Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, perhelatan yang mengusung tema “Sport & Adventure” ini dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya. Nampak hadir mendampingi Gubernur Banten, Wahidin Halim, dan Bupati Pandeglang, Irna Narulita,
Materi acaranya menarik. Festival budaya dipadukan dengan wisata olahraga atau sport tourism. Selain menjajal kemungkinan respon dari masyarakat, festival ini juga sebagai sarana efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Provinsi Banten. Utamanya promosi terhadap Tanjung Lesung yang ditetapkan pemerintah sebagai satu di antara sepuluh destinasi prioritas.
Kesenian rampak bedug sebagai atraksi pembuka. Menyaksikan itu Menpar Arief Yahya pun memuji gerakan-gerakan yang dipertontonkan para penari. ”Rampak bedug-nya bagus banget,” decak Menpar.
Festival Pesona Tanjung Lesung 2017 juga dimeriahkan dengan Lomba Kolecer dan Bebegig. Dua nama terakhir ini adalah orang-orangan sawah untuk mengusir hama sawah seperti burung hantu atau tikus pada. Kolecer dan bebegig disiapkan untuk atrasi tanggal 22-24 September 2017.
Selain orang-orangan sawah itu, akan ada Rhino XTriathlon pada 24 September. Lalu lomba MTB XC Marathon (Mountain Bike Cross Country) dan Sunset Trail Run pada 23 September 2017).
Rhino XTriathlon ini akan melewati panjang lintasan renang 500 meter dan 1000 meter, rute sepeda 10 kilometer untuk satu putaran, dan rute lari 5 kilometer untuk satu putaran berada kawasan Tanjung Lesung. Rutenya meliputi area Beach Club, Mercu Suar, Sailing Club, Blue Fish, Bukit Mundi, Jalan Arteri, Desa Kalicaa, Pantai Bodur, dan Golf Land.
Menpar Arief menyebut, Provinsi Banten sangat tepat menggelar Festival Pesona Tanjung Lesung ini. Even tersebut tentunya akan berdampak positif untuk mempercepat infrastruktur, terlebih pembangunan Marina yang sebelumnya sudah pernah diusulkan.
Terkait potensi bahari di Tanjung Lesung perlu adanya Dive Center dan Dive Master yang menjadi daya tarik disana. Tanjung Lesung bawah lautnya juga indah. “Saya menjanjikan akan ada dive center dan itu pernah dilakukan di Raja Ampat dalam rangka membantu Raja Ampat untuk mengadakan dive center.
Terkait aksesibilitas, lanjut Menpar, untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia tidak boleh ditempuh lebih dari 2 jam. Percepatan infrastruktur Jalan tol ke Serang-Panimbang yang berjarak 83 Km harus segera diselesaikan.
“Kami tidak bisa menjual Tanjung Lesung jika jarak tempuh masih 5 jam dari Jakarta. Akses darat lain yaitu kereta api, akan dilakukan reaktivasi jalur rel kereta api Labuan hingga Panimbang,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Banten, Wahidin Halim, mengatakan, percepatan pembangunan KEK Tanjung Lesung tengah dilakukan. Diantaranya adalah pembangunan jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 km. Jalan tol ini akan mulai beroperasi pada 2018.
Tanjung Lesung 2017 diyakini akan mendorong tumbuhnya kesadaran dan antusiame masyarakat dalam membangun atraksi wisata unik dengan sentuhan lokal maupun dentifikasi nilai-nilai dan atribut lokal yang dapat dikemas menjadi atraksi wisata. (*/idi)