Tahu... Serbuuu... Tahu Sumedang Go Internasional
Tahu. Anda pasti tahu. Maka agak mustahil kalau Anda sampai tidak tahu. Apalagi, tahu biasanya akrab dengan tempe. Tapi tak ada nama Tempe Sumedang, adanya pasti Tahu Sumendang.
Bingung? Ah jangan bingung dong, suantai saja. Sebab, Tahu Sumedang sedang bikin acara gede-gedean. Namanya Festival Tahu Sumendang 2018. Jadi pasti gratis makan tahu. Tahu acaranya belum?
Tahu memang punya dua makna. Pertama, tahu sebagai makanan yang terbuat dari bahan kedelai. Biasanya cara makannya digoreng, direbus, dimasak seperti sayuran atau buat campuran untuk beberapa jenis sayuran, hingga bermacam kreasi kuliner yang menggunakan bahan dasar tahu.
Kedua, tahu yang memiliki makna mengerti/melihat. Sebagai kata kerja dia akan berbunyi mengetahui, diketahui, ketahuilah, dan seterusnya.
Okei... kali ini bicara yang pertama saja. Tahu Sumendang! Yang beredar di pasaran, di sudut-sudut jalan, kaki lima, atau yang dijajakan para asongan, gambar yang tertangkap adalah tahu goreng.
Potongannya sering seperti kubus, kotak-kotak seperti balok, potongannya kecil dengan harapan bisa sekali hup. Sekali masuk mulut, kunyah dan telan. Teman sejatinya bukan petis, bukan pula kecap manis, melainkan cabe rawit hijau. Menyengat tapi tidak terlalu pedas.
Ah Tahu Sumedang, biasanya berseliweran di depan mata. Dimana-mana ada, dan selalu menggoda untuk membelinya. Nyaris seperti Sate Madura, dimana ada PKL maka disitu pula ada Tahu Sumendang, eh Sate Madura to.
Halaman depan Kantor Bupati Sumedang, alias alun-alun Sumedang Jawa Barat, Minggu pagi kemarin, 8 April 2017, mendadak luar biasa heboh. Pemandangannya seperti meledak. Betapa tidak, daerah yang biasanya adem ayem dan suejuk itu mendadak ingar-bingar karena kehadiran ribuan orang.
Ribuan manusia itu tumplek blek di alun-alun dengan satu tujuan: jadi saksi dan mengikuti Festival Tahu Sumedang 2018. Alun-alun dengan arsitek Sunda itu seketika tak kelihatan Sundanya. Yang kelihatan adalah kepala-kepala orang yang matanya jelalatan mencari obyek yang difestivalkan.
Alun-alun juga menjadi area selfie. Ceprat cepret untuk isi Medsos masing-masing. Booth instagramble bahkan menghiasi setiap sudut alun-alun. Sementara, di tengah alun-alun digelar meja panjang untuk menampung ribuan tahu goreng yang disantap beramai-ramai. Ini obyek foto tahu yang tiada duanya, karena saking banyaknya.
"Ini adalah upaya kami terus menjaga dan menaikkan branding tahu. Agar Tahu Semedang menjadi ikon. Agar makanan tahu menjadi lebih nasional bahkan go internasional," kata Pjs Bupati Sumedang, Sumarwan Hadisoemarto.
Sumarwan percaya, aksi bertahu ria di tengah alun-alun ini akan bisa terjadi dengan viral. Mengapa cepat viral, karena acara makan tahu dengan ribuan picis ini langka terjadi. Menjadi makin viral juga karena dalam perhelatan ini ada Kementerian Pariwisata yang suport penuh agar jadi agenda pariwisata nasional.
Nana Suryana, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Sumedang, mengatakan, merawat ikon seperti ini akan tetap menjaga Sumedang punya citra positif di mata nasional maupun di mata internasional.
"Ke depan kita harus terus berkarya membuat inovasi makanan tahu agar mampu menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara bertandang ke Sumedang,"kata Nana.
Deputi Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, mengatakan, Kemenpar mendukung penuh acara ini sebagai wahana berpromosi. Hingga saat ini, Masakan atau kuliner Indonesia adalah cara yang efektif untuk Pariwisata Indonesia. Masakan Indonesia, termasuk Tahu Sumedang, bukan makanan sembarangan. Hanya Indonesia yang punya.
"Kuliner itu adalah sebagai kultur diplomasi bangsa kita, ini cara yang sangat baik, Sumedang harus terus menjaga ikon ini, tuangkan juga di sosial media, viralkan di semua platform, peran masyarakat menjaga ikon ini juga hal yang sangat penting dan wajib dilakukan," ujar Pitana.
Sumedang sebagai bagian dari Jawa Barat juga harus terus berkarya, bekerja, dan meningkatkan kualitas diri. Karena seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, pariwisata telah menjadi core bisnis unggulan bangsa Indonesia. (*)
Advertisement