Festival Sriwijaya juga Berakhir, Sampai Ketemu lagi ya...
Festival Sriwijaya 2018 berakhir seiring closing ceremony Asian Games, Minggu 2 September 2018. Meski demikian Kota Pempek tetap meneruskan spirit untuk memajukan pariwisatanya.
Beragam keramaian yang menyertai penyelenggaraan Asian Games 2018 diakhiri. Kejuaraan multieven sudah ditutup di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Pestanya closing ceremony-nya berlangsung meriah. Serupa Jakarta, ucapa sayonara juga diberikan tuan rumah Palembang melalui Festival Sriwijaya 2018.
Bertempat di Lapangan Benteng Kuto Besak, Pelembang, Sumatera Selatan, penyelenggaraan Festival Sriwijaya juga berakhiri.
Upacara penutupannya dilakukan langsung Menteri Pariwisata Arief Yahya. Sebelumnya, Festival Sriwijaya ini telah ikut menyemarakan penyelenggaraan Asian Games.
Festival ini digelar mulai 18 Agustus hingga 2 September.
“Apresiasi atas segala usaha untuk menyemarakan penyelenggaraan Asian Games 2018. Dan, Festival Sriwijaya 2018 ini telah menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Festival ini pun berbagi inspirasi melalui beragam parade seni budaya yang dimiliki Sumatera Selatan,” ungkap Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Raseno Arya.
Menyajikan keindahan Bumi Wong Kito, Festival Sriwijaya memang digelar kolosal. Semua wilayah di Sumatera Selatan mendapatkan space sama untuk menampilkan kekuatan identisanya. Contohnya, OKU Selatan. Senandung Syair Danau Ranau Saibaham dan Drama Legenda Danau Ranau pun ditampilkan pada Jumat (24/8) malam. Show Festival Sriwijaya edisi ini pun ditutup aksi Tarian Anak Limao.
Menariknya, semua atraksi budaya ini tetap menempatkan eksotisnya Bumi Serasan Seadanan, OKU, sebagai tema besarnya. Rangkaian content ini pun mampu menghipnotis pengunjungnya. Raseno juga menambahkan, penyelenggaraan Festival Sriwijaya sebagai penyangga Asian Games memberi dampak yang positif. Perekonomian masyarakat Sumatera Selatan pun bergerak positif.
“Selama penyelenggaraan festival yang berkolaborasi dengan Asian Games, tingkal hunian hotel full. Lalu, kuliner dan restoran juga full booked. Perekonomian masyarakat otomatis bergerak cepat. Kondisi ini tentu sangat menggembirakan dan jadi modal positif untuk mewujudkan target 17 juta kujungan wisman di tahun ini,” lanjutnya.
Menegaskan statusnya sebagai Bumi Wong Kito, Festival Sriwijaya memang memberi warna lain. Parade budaya yang menyertakan 17 kabupaten/kota disajikan setiap hari. Memasuki tahun ke-27, bersamaan Asian Games 2018, Rangkaian Festival Sriwijaya dimulai bioskop mobile. Film yang ditampilkan punya genre pendidikan, budaya, juga pariwisata.
Festival Sriwijaya juga menggelar beragam konser musik. Ada konser musik etnik dan parade musik jalanan. Festival ini juga menyajikan parade dul muluk, lokakarya, diskusi, hingga beragam pertunjukan budaya. Menguatkan identitas Sungai Musi, Festival Perahu Hias juga digulirkan bersama permainan tradisional Bumi Sriwijaya.
“Festival Sriwijaya dan Asian Games 2018 paket kemeriahan yang melengkapi. Strategi menempatkan Festival Sriwijaya bersama Asian Games sangat berhasil. Suasana Kota Palembang sebagai venue Asian Games semakin hidup. Meski Asian Games ditutup, namun spirit memajukan pariwisata di sini terus berlanjut,” jelas Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh.
Dengan antusiasme besar pengunjung, branding besar Sumatera Selatan melalui Festival Sriwjaya pun sukses. Apresiasi pun diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Promosi pariwisata Palembang dan Sumatera Selatan berhasil. Publik semkain mengenal kekuatan pariwiata wilayah ini. Kawasan ini akan jadi tujuan utama pariwisata. Artinya, sektor ini menjadi leading sector bagi lainnya,” tutupnya. (*)