Festival Rujak Uleg HUT Surabaya ke-729
Setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19, Festival Rujak Uleg di Kembang Jepun, Surabaya, kembali digelar pada Minggu, 22 Mei 2022. Ini merupakan serangkaian acara Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729.
Festival Rujak Uleg tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Agendanya digelar pada malam hari. Pada tahun-tahun sebelumnya acara tersebut diadakan siang hari.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, hal ini dilakukan untuk memberikan suasana baru dalam Festival Rujak Uleg dan menghidupkan suasana romantis Kota Surabaya di malam hari.
“Salah satu yang berbeda dari Rujak Uleg kali ini adalah digelar pada malam hari, suasananya biar lebih romantis juga,” kata Wiwiek Widayati, saat jumpa pers di kantor Kominfo Surabaya, Selasa, 17 Mei 2022.
Di samping itu, selama ini Rujak Uleg itu sudah pernah digelar pada pagi hari. Bahkan, pada sore hari juga sudah pernah digelar di tahun-tahun sebelumnya. Makanya, pada tahun ini Rujak Uleg itu digelar pada malam hari supaya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Festival Rujak Uleg ini akan jadi momentum dan trigger untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut. Apalagi di tempat itu kalau pagi dan siang sudah hidup, sehingga malamnya kita hidupkan kembali,” ungkapnya.
Selain itu, dengan adanya Festival Rujak Uleg ini, pemkot juga ingin memperkuat upaya pelestarian rujak cingur yang merupakan salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) asal Surabaya.
Makanya, Festival Rujak Uleg ini selalu masuk dalam serangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) setiap tahunnya. “Karena rujak cingur sudah kami ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, maka kami lestarikan setiap tahunnya,” tegasnya.
Dalam acara ini, lanjut Wiwiek, pemkot akan mengundang sejumlah konjen dan juga mahasiswa asing. Bahkan, beberapa tamu kehormatan juga sudah diundang untuk hadir dalam acara spektakuler ini.
Menurutnya, nanti para peserta akan menampilkan kreativitasnya masing-masing, sehingga nanti akan dipilih sekitar 10 besar peserta yang atraktif dan unik.
Melalui cara ini, diharapkan ini menjadi komoditas industri pariwisata baru di Kota Surabaya. “Dengan dibuat sedemikian rupa, tentu ini akan menjadi atraksi yang sangat menjual dan bisa ditawarkan sebagai produk industri pariwisata,” ujarnya.
Wiwiek juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk kelancaran acara ini, termasuk dengan pihak kepolisian terkait keamanannya.
Bahkan, ia juga memastikan bahwa sebenarnya kapasitas wilayah tersebut sebesar 4 ribuan, namun dalam acara ini hanya dimanfaatkan sekitar 75 persen. “Ini juga kita antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.