Festival Padi Upaya Pemkab Banyuwangi Lestarikan Lahan Persawahan
Hamparan tanaman padi yang sangat luas menjadi hal pertama yang menarik perhatian saat datang ke area Festival Banyuwangi, Senin, 20 September 2021. Tentu saja, karena Festival yang diselenggarakan di Dusun Rembang, Desa Banjar, Kecamatan Licin ini bertajuk Festival Padi 2021. Tempat ini berada di kawasan lereng Ijen yang alamnya masih terjaga dan hawa sejuk yang khas pedesaan.
Di antara hamparan padi itu terdapat padi yang berwarna hitam atau dikenal dengan nama black madras. Jika dilihat dari ketinggian padi hitam ini membentuk gambar seorang penari Gandrung dan tulisan Festival Padi. Pada bagian tepi sawah itu terdapat tanaman bunga celosia berwarna kuning dan merah.
Di kawasan itu juga dipraktikkan berbagai teknologi pertanian seperti mesin pemanen padi dan mesin penanam padi.
"Disini kita bisa melihat banyak macam cara untuk bertani dari tradisional sampai modern," ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani usai melihat Festival Padi.
Ipuk sempat berkeliling di area persawahan tersebut untuk melihat langsung penerapan teknologi pertanian yang disandingkan dengan penggunaan pupuk organik. Ipuk menyebut memang Banyuwangi sedang gencar mengedukasi petani untuk menggunakan pupuk organik.
Salah satunya dengan memberikan contoh langsung pada masyarakat. Terbukti tanaman bisa tumbuh subur dengan menggunakan pupuk organik.
"Tradisionalnya kita dapat, budaya leluhur juga dapat, tetapi modernisasinya juga dapat dengan pengembangan tehnologi pupuk organik dan juga teknologi sistem penanaman," bebernya.
Ipuk mengapresiasi Desa Banjar yang sudah memiliki Perdes tentang lahan abadi. Perdes ini bisa diaplikasikan agar sawah tidak beralih fungsi. Ipuk mengaku sudah melihat lahan persawahan dikeringkan diubah kosepnya untuk perumahan dan untuk hal yang lain.
"Festival padi ini salah satunya untuk mendukung warga Banjar untuk mempertahankan lahan persawahan ini tetap menjadi sawah," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ipuk sempat menari bersama sejumlah penari Gandrung yang membawakan tari Gandrung Galengan. Di mana puluhan penari Gandrung di atas pematang sawah. Dengan gemulai Bupati Ipuk ikut menari di antara penari di atas pematang sawah.
"Menari itu untuk memberi dukungan pada support pada anak-anak kita. Selama pandemi mereka salah satu yang terdampak. Mereka tidak bisa sekolah, tidak bisa mengaktualisasi bakat dan hobinya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Arief Setiawan menyatakan, area festival padi ini nantinya akan menjadi destinasi wisata. Hanya saja, tidak bisa serta merta menjadi destinasi wisata. Menurutnya harus ada yang ditonjolkan, ada atraksinya.
"Tidak bisa serta merta kita berikan begitu saja pada teman-teman karangtaruna. Tapi kalau tidak ada basic mereka mengelola destinasi akan amburadul. Oleh karena itu akan tetap ada pendampingan dari Dinas pariwisata dan Dinas Pertanian," tegasnya.
Senada dengan Bupati, Arief juga menegaskan, selain mengedukasi masyarakat tentang pertanian yang baik, tujuan umum dari Festival Padi ini adalah mempertahankan lahan persawahan agar tidak beralih fungsi.
"Target secara umum kami ingin lahan ini untuk tidak dibangun apapun tidak berubah fungsi," tegasnya.
Advertisement