Festival Ngerandu Buko, Berdayakan UMKM sekaligus Jaga Inflasi
Banyuwangi menggelar Festival Ngerandu Buko atau menunggu buka puasa. Ngerandu Buko merupakan pasar UMKM yang menjual aneka makanan dan minuman untuk buka puasa dan juga saur. Kegiatan ini bagian dari upaya Pemkab Banyuwangi untuk mengendalikan inflasi yang biasanya cukup tinggi di bulan Ramadan.
Festival Ngerandu Buko digelar serentak di 25 Kecamatan. Ada 1.230 pedagang umkm yang terlibat dalam kegiatan ini. Di kota Banyuwangi, Ngerandu Buko dipusatkan di Jalan Letjen Sutoyo. Acara dibuka Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
“Ini bagian dari kami untuk memfasilitasi UMKM dari Banyuwangi, memfasilitasi masyarakat juga, yang mau cari buat buka puasa,” jelasnya.
Ipuk sempat berkeliling melihat satu persatu pelaku UMKM yang berdagang di sana. Orang nomor satu di Banyuwangi ini juga sempat berbelanja takjil dan makanan untuk berbuka puasa.
Ipuk menyebut, nama Ngerandu Buko merupakan bahasa Osing yang berarti menunggu waktu buka puasa. Dia mengaku saat ini memang sengaja menjadikan bahasa daerah sebagai trend mark atau membudayakannya dalam setiap kegiatan Banyuwangi Festival.
Ipuk menegaskan, pasar UMKM ini mempertemukan pedagang dan masyarakat. Menurutnya, festival Ngerandu Buko ini upaya Pemkab Banyuwangi menjaga inflasi khususnya di bulan Ramadan ini. Sebab, biasanya pada bulan Ramadan inflasi cukup tinggi.
“Dengan UMKM tumbuh dan kita dorong pasar murah, mudah-mudahan inflasi tetap terjaga dan masyarakat mampu membeli bahan makan untuk berbuka maupun sahur,” katanya.
Meskipun banyak UMKM difasilitasi dalam pasar takjil ini, menurutnya, masing-masing memiliki pangsa pasar dan pembeli sendiri-sendiri. Kondisi ini, diharapkan bisa jadi penyemangat bagi pelaku UMKM dan bisa mensejahterakan masyarakat Banyuwangi di tengah ekonomi yang sedang sulit.
“Tapi dengan didorong dan difasilitasi, makin meningkat kesejahteraan para pelaku UMKM,” tegasnya.
Yang berbeda dengan kegiatan tahun sebelumnya, kata Ipuk, tahun ini Pemkab Banyuwangi fokus pada UMKM naik kelas. Para pelaku UMKM diminta untuk meningkatkan digitalisasinya yakni dengan melakukan transaksi menggunakan e-money atau Qris. Dia juga meminta penggunaan plastic, utamanya tas kresek, untuk dikurangi.
“Jadi nanti kita imbau pengunjung membawa tas belanja. Mulai besok Pak Camat dan tim sudah harus mensosialisasikan penggunaan tas belanja, jadi mengurangi tas kresek,” pungkasnya.
Beberapa pelaku UMKM yang berjualan di Festival Ngerandu Buko adalah anggota Komunitas Sepeda Onthel Kertosari (KSOK) Banyuwangi. Sedikitnya ada lima orang yang ikut menjajakan produk usahanya. Produk yang dijual diantaranya minuman, kue tradisional serabi, pepes ikan, dan aneka minuman.
Ketua KSOK, Agus Suhairi menyatakan, anggotanya yang berjualan di tempat itu memang memiliki usaha sendiri. Mereka merintis usahanya dari awal. Dia berharap, dengan adanya Festival Ngerandu Buko ini bisa meningkatkan omset. Tidak hanya itu, dia berharap produk usaha UMKM semakin dikenal masyarakat.
“Mereka melakukan usaha dengan modal dari kas organisasi,” ujarnya.