Festival Danau Sentani XI, Eksplor Eksotisme Papua yuk...
Jangan pernah meragukan keeksotisan tanah Papua. Semua keindahan alam, dimiliki Papua. Salah satunya tersaji melalui Festival Danau Sentani XI.
Ada beragam keunikan karya seni budaya Bumi Cendrawasih yang akan ditampilkan, 19-23 Juni 2018. Jadi pastikan Anda berada di sana saat gong festival mulai ditabuh.
“Festival Danau Sentani ini sangat eksotis. View-nya luar biasa. Ini akan menjadi menjadi daya tarik kuat. Belum lagi berbagai suguhan karya seni budaya Papua yang unik. Dijamin siapapun ada puas,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Festival Danau Sentani XI akan digelar di Pantai Khalkote, Kabupaten Jayapura. Tema yang diusung ‘Khenambai Umbai, Satu Hati, Satu Jiwa, untuk Indonesia’.
Festival ini akan menjadi etalase Pesona Indonesia dari Bumi Cendrawasih. Bukti keragaman dan kekayaan budaya di sana.
Menpar menjelaskan, Festival Danau Sentani selalu memberikan kejutan.
“Tanah Papua ini indah. Semuanya akan sempurna dengan sajian beragam karya seni budaya. Mereka selalu menyelipkan energi dalam setiap karyanya. Nantikan saja kejutan-kejutan yang akan ditampilkan di sana nanti,” jelasnya lagi.
Menu padat sudah disiapkan bagi wisatawan. Ada Festival Sagu yang menggambarkan kearifan lokal Bumi Cendrawasih.
Berbagai Ritual Adat juga akan diberikan. Beragam karya seni pun akan ditampilkan secara kolosal. Terkenal kaya akan nada-nada indah, legitimasi ini akan ditampilkan dalam Pagelaran Musik Danau.
Semakin memanjakan wisatawan, Festival Danau Sentani juga menampilkan sisi lain. Kekuatan kuliner di sana akan disajikan dalam wadah expo.
Bukan hanya itu, beragam hasil kerajinan tangan unik juga akan ditampilkan dalam Pameran UMKM. Menyempurnakan festival, Tari Kolosal Khenambai Umbai akan ditampilkan di puncak acara 23 Juni. Tari ini dibawakan oleh pelajar di Kabupaten Jayapura.
“Atraksi yang akan ditampilkan semuanya bagus. Tarian Khenambai Umbai ini layak dinantikan. Sebab, sangat khas dan menggambarkan Papua secara riil. Lebih spesial lagi karena dibawakan secara massal. Kami optimistis, festival ini akan menjadi magnet bagi wisatawan,” terang Menpar lagi.
Arus wisatawan menuju Bumi Cendrawasih memang cukup besar. Pada 2017 silam, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 123 ribu orang.
Pergerakan wisatawan nusantara atau wisnus mencapai 156 ribu. Total jumlah wisatawan tersebut surplus sekitar 15% dari tahun sebelumnya. Pergerakan semakin menjanjikan, karena jalur darat sudah dilalui 12.616 wisman pada Januari kemarin.
“Festival Danau Sentani menjadi salah event yang dinanti dari Tanah Papua. Sebab, festival ini memang menjadi miniatur dari Papua. Semua tersaji secara lengkap dan unik. Karena pesonanya itu, wajar bila banyak wisatawan yang datang ke sana. Untuk Danau Sentaninya saja luar biasa,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti.
Eksotisme memang dimiliki Danau Sentani lengkap dengan pegunungannya. Danau Sentani terbentang 9.360 hektare.
Berada pada ketinggian 75 mdpl. Posisinya tepat berada pada lereng cagar alam Cycloops. Menjadi danau terluas di Papua, perainan Sentani dilengkapi oleh 21 pulau kecil. Lebih eksotis lagi, Danau Sentani ini menjadi landspace alam Kabupaten dan Kota Jayapura.
“Danau Sentani ini sangat indah dan airnya juga jernih. Zonasinya juga luas. Kawasan ini memang menjadi destinasi wisata yang luar biasa. Aksesibilitasnya juga mudah karena dekat bandara. Amenitas juga bagus. Pokoknya wisatawan akan dibuat nyaman saat berkunjung di Festival Danau Sentani atau menikmati panorama danaunya,” kata Esthy lagi.
Menguatkan branding, Festival Danau Sentani XI pun menggelar pameran di Kuta, Bali, 7-9 Mei. Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, dipilihnya Bali sebagai tempat promosi karena nama besarnya. Sebab, Pulau Dewata ini sudah menggema di dunia. Pulau ini juga menjadi destinasi tujuan wisatawan dari berbagai belahan dunia.
“Kami ingin dunia mengetahui adanya Festival Danau Sentani ini. Untuk itu, promosi kami lakukan di Bali. Pulau ini menjadi pintu besar arus masuk wisman. Dengan begitu, kami ingin berbagai informasi festival ini cepat diterima masyarakat dunia. Selain itu, kami juga mengoptimalkan fungsi media sosial,” pungkas Mathius. (*)