Festival Budaya Tua Bikin Wisman Tumpah Ruah
Pelaksanaan Festival Pesona Budaya Tua di Buton menjelma menjadi magnet buat masyarakat dan wisatawan. Ribuan orang tumpah ruah di Alun-alun Takawa Buton.
Antusias tak tertahankan menyaksikan even yang telah dilaksanakan ke-6 kalinya itu. Menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya. Semuanya merupakan warisan leluhur eks Kesultanan Buton.
Hebatnya, festival ini mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. Mereka lebur dengan masyarakat.
Para turis itu ikut menikmati sajian makan bersama sebagai tradisi pekande-kandea. Sebanyak 2018 baki makanan disajikan buat pengunjung.
"Kita bersyukur acara ini sudah banyak diketahui wisman dengan hadirnya mereka di tengah-tengah kita," kata Bupati Buton La Bakry dalam sambutannya.
Menurut La Bakry, para wisman itu hadir dan merapatkan yacht mereka di Dermaga Pasarwajo. Mereka datang khusus untuk menyaksikan kehebohan acara ini.
"Mereka berlayar dengan yacht dan telah beberapa hari ini tinggal di sini. Mereka membelanjakan uang di sini. Ini menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat," ujar Bupati.
Sementara Gubernur Sultra terpilih Ali Mazi menyampaikan rasa salut atas acara yang sukses digelar tersebut.
"Pergelaran ini sangat bagus dan menjadi wadah untuk melestarikan budaya leluhur masyarakat Buton. Terlebih pergelaran ini sudah menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara" ujar Ali Mazi.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi, antusias dengan kehadiran para wisatawan mancanegara di Buton.
"Saya berterima kasih pada Mike dkk yang telah ikut hadir di sini. Kita berharap mereka bisa mempublikasikannya dalam media sosial mereka," ujar Ricky Fauzi.
Menurutnya, festival ini berpotensi mendunia lantaran telah mengajak wisman turut aktif mempromosikan. "Saya cek memang sudah banyak yang mengupload festival ini ke FB dan instragam mereka. Inikan bagian dari strategi promosi kita" ujar Ricky usai acara.
Ditambahkannya, sebagai promosi wisata festival ini juga harus memenuhi 3A. Yaitu Aksesibilitas, yakni bagaimana transportasi mencapai lokasi wisata. Lalu Amenitas, yakni fasilitas tempat tinggal, hotel penginapan dan lain-lain. Kemudian Atraksi yang menarik wisman. "Yang saat ini dilakukan adalah atraksi, kita harus tingkatkan aksesibilitas dan amenitas," paparnya.
Festival Pesona Budaya Tua Buton memang lengkap menyajikan atraksi budaya leluhur yang dilestarikan ratusan tahun. Diantara Pagelaran Pesona Tanu, Pesona Pedole-dole, Pesona Tandaki, dan Pesona Posuo. Tarian tradisional Buton pun ditampilkan secara kolosal.
Pesona Tanu merupakan tradisi menenun masyarakat Buton. Dalam event ini, ditampikan 200 penenun. Sementara Pesona Pedole-dole merupakan tradisi penyambutan kelahiran bayi, melibatkan 200 balita. Pesona Tandaki adalah tradisi sunatan melibatkan 200 anak. Dan Pesona Posuo (pingitan) melibatkan 200 gadis remaja.
Dalam Festival Budaya Tua Buton, sebanyak 35 Yacht Wonderful Sail Indonesia sudah berlabuh di Teluk Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Mereka datang di sini (Buton) itu hanya untuk menyaksikan Festival Budaya Tua Buton khususnya di acara puncak ini,” jelas Kadis Pariwisata Buton, Zainudin Napa.
Turis-turis tersebut berasal dari berbagai. Seperti Amerika, Australia, Filipina, dan Kanada. Mereka mengetahui Festival Budaya Tua Buton dari media sosial. Juga dari promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata dengan berbagai pihak.
“Jadi saat mereka melintasi pelayaran dari jalur Utara, kemudian lewat di Laut Banda, mereka mendapat kabar bahwa di Buton ada festival budaya tua, makanya mereka singgah untuk menyaksikan itu,” tutur Zainudin Napa.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap Buton bisa terus memperkuat atraksinya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.
“Dengan Pesona Budaya Tua, wisatawan mancanegara terbukti tertarik datang ke Buton. Tapi tidak bisa berhenti sampai di sini. Harus ada atraksi berkelas lain yang juga bisa membuat wisatawan hadir,” paparnya. (*)
Advertisement