Festival Bedah Rumah Sasar 327 Unit Tak Layak Huni
Pemkab Banyuwangi meluncurkan Festival Bedah Rumah. Sasarannya rumah warga yang tidak layak huni. Festival Bedah Rumah ini diluncurkan di Dusun Labansukadi, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.
Peluncuran ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Ipuk Fiestiandani. Festival ini menyasar ratusan rumah tak layak huni di seluruh Banyuwangi.
"Festival Bedah Rumah ini sudah ada sejak 2015. Kali ini kami selenggarakan kembali untuk menggugah kebersamaan di tengah masa pandemi ini," ungkapnya, Kamis, 11 November 2021.
Festival Bedah Rumah ini menyasar 327 rumah tak layak huni. Rumah-rumah tersebut akan diperbaiki selama periode bulan November-Desember. Menurut Ipuk Fiestiandani, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-250 Kabupaten Banyuwangi.
Sumber dana bedah rumah ini berasal dari berbagai pihak mulai Baznas, APBDes, CSR, ASN Peduli, hingga gotong royong swadaya masyarakat.
"Kami ingin ada keterlibatan semua sektor. Tidak hanya mengandalkan APBD. Tapi, kolektif semua pihak. Semua masyarakat terlibat, gotong royong bersama," jelas Ipuk Fiestiandani.
Pada periode Januari-November 2021 ini, lanjut Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi tak kurang dari 1.252 unit rumah telah dibedah dengan total anggaran mencapai Rp25 miliar. Pelaksanaannya dilakukan melalui program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya), DAK (Dana Alokasi Khusus), TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa), maupun program Bupati Ngantor di Desa.
"Dengan Festival Bedah Rumah ini, akan semakin memperluas sasaran yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama untuk menyukseskan program ini," terang Ipuk Fiestiandani.
Bupati Ipuk Fiestiandani berpesan kepada pemilik rumah, nantinya kondiri rumah hasil renovasi itu dirawat dengan baik. "Setelah diperbaiki, mohon dijaga dengan baik agar tidak cepat rusak," ujarnya.
Program bedah rumah ini juga bagian dari upaya untuk menekan angka kemiskinan di Banyuwangi. Setelah menyelesaikan perbaikan rumahnya, secara bertahap Pemkab Banyuwangi akan melakukan pemberdayaan ekonominya. Sehingga warga memiliki pendapatan lebih untuk merawat rumahnya sendiri.
Selama ini, Pemkab Banyuwangi telah melakukan program-program pemberdayaan ekonomi. Mulai dari warung naik kelas, UMKM Naik Kelas, dan lain sebagainya.
"Kami akan terus menggenjot menstimulus pertumbuhan ekonomi di tingkat terbawah ini," jelasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Banyuwangi, Kusyadi, menjelaskan, untuk masyarakat yang ingin berpartisipasi dan terlibat dalam program bedah rumah ini, bisa berhubungan dengan pihak Kecamatan atau Desa setempat. Dia menegaskan, untuk bantuan masyarakat diutamakan dalam bentuk bahan baku.
"Nanti, panitia akan melaporkan penggunaannya secara terbuka," terangnya.
Untuk biaya bedah rumahnya sendiri, imbuh Kusyadi, berkisar antara Rp10-20 juta. Jumlah ini tergantung tingkat kerusakan rumahnya. Masing-masing rumah ada Rencana Anggaran Biaya sendiri.
Salah satu penerima program bedah rumah, Hanifi mengaku bahagia mendapatkan bantuan program bedah rumah. Sebagai seorang buruh tani dan serabutan, dia mengaku tak mampu memperbaiki rumahnya yang sudah rusak parah.
"Terima kasih semuanya. Telah membantu memperbaiki rumah kami," ungkap pria 61 tahun, warga Labanasem ini.