Fenomena Laut Pasir Bromo Berlapis Embun Beku
Fenomena alam berupa embun beku (frozen dew) kembali muncul di kawasan Laut Pasir (Kaldera) Bromo beberapa hari terakhir ini. Embun beku yang oleh warga Tengger disebut dengan embun upas itu diperkirakan akan muncul selama musim kemarau, hingga Agustus mendatang.
“Fenomena frozen di kawasan Laut Pasir Bromo ini biasanya ditandai dengan bertiupnya angin kencang dan suhu rendah pada pukul 01.00 hingga 02.000,” kata Kepala Resort Laut Pasir pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Arianto, Rabu, 31 Mei 2023.
Munculnya embun beku itu kali pertama diinformasikan sejumlah sopir jip Bromo yang setiap hari mengantarkan wisatawan. Karena merupakan daya tarik tersendiri, para sopir jip itu menawarkan pemandangan mirip salju di Eropa itu kepada para wisatawan yang baru datang ke Bromo.
Embun beku muncul sejak dini hari sekitar pukul 03.00 hingga 07.00 WIB pada Selasa 30 Mei 2023. Begitu sinar matahari mulai menyinari permukaan Laut Pasir, perlahan-lahan embun beku mencair.
Arianto menjelaskan, embun beku itu terbentuk ketika suhu udara di bawah titik beku (-5 derajat Celcius). Meski biasa muncul di puncak kemarau, tidak setiap hari fenomena embun beku itu terjadi di Laut Pasir Bromo.
Selain terlihat memutih di permukaan Laut Pasir Bromo, embun beku juga menempel pada dedaunan tumbuhan di Laut Pasir. Juga terlihat seperti kristal putih yang menempel pada tanaman sayur di sekitar Bromo.
Karena suhu udara demikian dingin menusuk tulang, Arianto menyarankan, wisatawan yang datang ke Bromo mengenakan pakaian tebal. Selain pakaian berlapis jaket sebaiknya bagian kepala juga ditutup agar hangat.
“Wisatawan yang memiliki penyakit sesak napas sebaiknya tidak beraktivitas dini hari atau subuh untuk karena ingin menyaksikan sunrise,” katanya. Warga yang memaksakan diri berpotensi mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis hingga di bawah 35 derajat Celcius (hipotermia).
“Kalau memang tidak kuat menahan suhu rendah, sebaiknya wisatawan berkunjung ke Laut Pasir Bromo ketika matahari mulai bersinar terang, sehingga relatif lebih hangat,” kata Khoirul Umam, sopir jip Bromo.
Advertisement