Fenomena Hujan Es, Pakar ITS Jelaskan Bahayanya Bagi Kesehatan
Surabaya Barat diguyur hujan es pada Senin, 21 Februari 2022. Fenomena alam ini menyita perhatian masyarakat dan juga para pengamat lingkungan. Sebab, hujan es disertai angin kencang memberi dampak buruk bagi tercemarnya kualitas udara ambien.
Kepala Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Arie Dipareza Syafei menjelaskan, hujan es membawa polutan dari atmosfer. Bukan sekadar membawa partikel debu yang berukuran kecil, tapi hujan es juga mengandung gas-gas emisi seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida.
"Hujan memang membawa polutan karena zat-zat emisi dari bumi akan bertumbukan dan menempel dengan droplet air yang ada di atmosfer. Dalam kasus hujan es, campuran air tersebut mengalami kristalisasi akibat pergerakan udara yang mempengaruhi suhu,” jelas Arie, sapaan akrabnya.
Mengingat hujan es biasanya disertai angin kencang, Arie justru mengingatkan bahwa hal yang harus diwaspadai adalah sebaran polutan yang meluas. Menurutnya, turbulensi angin akan mempercepat proses pengenceran polutan.
"Maksudnya, gugus-gugus emisi yang ada dalam hujan es akan terdispersi secara lebih cepat dan luas," terangnya.
Peraih gelar doktoral di Universitas Hiroshima, Jepang ini menambahkan, ketika angin bergerak lurus secara horizontal, polutan yang ada di dalam hujan es berpotensi terbawa ke wilayah lain yang ada di dekatnya.
“Seperti kemarin, fenomena hujan es tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi dikabarkan juga terjadi di Madiun, Nganjuk, hingga Kediri,” ungkapnya.
Arie berharap, pengalaman menyaksikan hujan es membuat masyarakat lebih berhati-hati dan teredukasi. Masyarakat harus sadar bahwa dalam bongkahan-bongkahan es tersebut terkandung senyawa polutan yang tidak ramah bagi lingkungan dan kesehatan.
“Jangan mentang-mentang hujan es, dipakai untuk minum es teh,” candanya sekaligus menyinggung kelakuan masyarakat yang tersebar di internet hingga trending Twitter.
Meski demikian, ungkapnya, hujan es sama hujan pada umumnya, hanya bongkahan esnya mengandung senyawa polutan yang tidak baik untuk kesehatan.