Fenomena Embun Upas, Ini Antisipasi Petani di Kawasan TNBTS
Para petani di Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang mulai mengantisipasi munculnya fenomena embun upas atau embun es yang sudah muncul di sekitar lautan pasir hingga Gunung Bromo beberapa waktu lalu.
Desa Ngadas sendiri merupakan salah satu daerah yang masuk dalam teritorial Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Desa yang memiliki penduduk sekitar 1.500 jiwa tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani sayur dan hortikultura.
"Kalau pagi hari sebelum tanaman terkena sinar matahari disiram agar pada waktu terkena sinar sudah mencair (embun upasnya)," ujar Kepala Desa Ngadas, Mujianto pada Jumat, 5 Agustus 2022.
Langkah-langkah seperti ini kata Mujianto sudah disiapkan oleh para petani jika nanti sewaktu-waktu embun upas mulai muncul di Desa Ngadas.
"Sebab kalau terlambat disiram bisa kering tanamanya, terus mati," katanya.
Namun hingga saat ini, kata Mujianto, fenomena embun upas masih belum melanda Desa Ngadas. Hasil produksi pertanian warga juga masih normal dan tidak terdampak embun es.
"Kalau di Desa Ngadas masih aman. Untuk hasil pertanian itu macam-macam ada kentang juga kubis. Tengkulak biasanya datang ke sini membeli hasil tani warga. Ada yang dijual ke Jakarta, ada juga di sekitar Malang Raya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan, dan Kehumasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan saat ini embun upas baru terpantau di sekitar lautan pasir hingga Gunung Bromo.
"Embun es akan terlihat setiap pagi hari sebelum matahari terbit sempurna. Berdasarkan komunikasi teman-teman, di sana suhu udara sekitar dua hingga enam derajat celcius. Fenomena ini akan terjadi sepanjang Juli sampai Agustus 2022," katanya.