Fenomena Ekuinoks, Suhu Panas Surabaya Bak di Oven
Warga Surabaya merasakan sumuk (gerah) beberapa hari belakangan ini. Kondisi itu terjadi sekitar pukul 11.00 hingga 15.30 WIB. Warga yang keluar ruangan biasa memakai kaos kaki atau topi mengeluh tetap kepanasan. Seakan sinar matahari berhasil menembus pori-pori kulit.
Tenggorokan pun terasa kering. Apalagi bagi pengendara sepeda motor, kulit langsung gosong dan belang saat dibiarkan tanpa penutup. Menanggapi keluhan warga soal cuaca di Kota Surabaya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mencatat adanya fenomena ekuinoks.
Fenomena tersebut yang mengakibatkan cuaca di Surabaya menjadi lebih panas. "Fenomena ekuinoks yaitu matahari tepat berada di atas khatulistiwa. Peristiwa ini terjadi dua tahun sekali mengikuti gerak semu harian matahari,” jelas Oki Sukmo Hakim, prakirawan BMKG Juanda, Jumat 23 September 2022.
Diprakirakan jika terdapat potensi hujan, maka suhu udara akan semakin panas. “Namun sebenarnya semakin panas itu kan karena gerak semu matahari, habis dari belahan bumi utara menuju ke selatan. Nah, ini diprakirakan ke depan kalau misalnya ada potensi hujan, suhunya akan semakin panas,” ujar Oki Sukmo Hakim.
Puncak suhu panas di Surabaya akan terjadi pada saat fenomena kulminasi utama atau hari tanpa bayangan.
"Fenomena itu akan terjadi pertengahan Oktober antara tanggal 11 sampai 12 Oktober, nanti akan kita informasikan lagi di media sosial BMKG. Matahari tepat berada di wilayah Jawa Timur atau atas Surabaya itu akan paling panas,” terang Oki Sukmo Hakim.
Advertisement