Fenomena Cek Khodam Online, Antropolog Unair Anggap Sarana Hiburan Saja
Fenomena "cek khodam" online secara sedang hangat melanda masyarakat akhir-akhir ini. Cek khodam ini dilakukan dengan menanyakan nama para penonton siaran langsung dan khodam yang bersemayam akan ditebak.
Menanggapi hal itu, Dosen Jurusan Antropologi Universitas Airlangga (Unair), Biandro Wisnuyana menjelaskan, kemunculan fenomena itu hanya sebatas ekspresi media hiburan publik.
Menurutnya, cek khodam ini begitu viral di masyarakat karena mayoritas dari mereka sangat suka dengan hal mistis dan cocoklogi (percocokan logika).
"Masyarakat kita yang mayoritas beragama Islam, dituntut percaya terhadap hal ghaib. Serta cocoklogi yang dianggap menarik karena masuk akal, namun data empiris maupun historis tidak memiliki bukti yang kuat," ucapnya, Selasa 2 Juli 2024.
Dirinya menjelaskan, gemarnya masyarakat Indonesia untuk percaya terhadap hal-hal gaib, seperti khodam sudah berlangsung sejak masa klasik.
Khodam adalah entitas tidak terlihat dan memiliki hubungan timbal balik melalui perjanjian dengan manusia. Untuk bisa mendapatkan khodam dapat ditempuh melalui ‘ilmu’ magis dan keturunan.
"Salah satu bukti adanya kepercayaan terhadap khodam berasal dari legenda peperangan antara Gatotkaca dengan Brajadenta dan Brajamusti. Jiwa keduanya kemudian ‘masuk’ ke tangan kanan dan kiri Gatotkaca," ungkapnya.
Biandro juga menjelaskan, wujud dari khodam dapat berupa manusia atau hewan. Misalnya, legenda Prabu Siliwangi dipercaya memiliki khodam berupa harimau putih. Masyarakat percaya jika khodam yang bersemayam memiliki karakteristik tertentu yang tercermin ke manusia itu.
“Ketika seseorang berhadapan atau berkomunikasi dengan mereka yang merupakan pemilik khodam, mereka akan segan kemudian mereka akan tunduk,” terangnya.
Saat ini makna khodam di masyarakat sudah berubah. Biandro menyebut, rasa takut atau kekhawatiran terhadap hal ghaib hilang dan malah menjadi media hiburan.
Walaupun menghibur namun fenomena cek khodam online ini juga harus diperhatikan. Dampak negatif yang dapat muncul bagi anak-anak hingga remaja adalah terlalu percaya diri dengan khodam yang mereka miliki.
Saat khodam mereka ‘bagus’, mereka malah merasa bisa melakukan segala hal seenaknya sendiri. Hal itu juga dapat memunculkan perspektif mengganggu bagi masyarakat yang benar-benar percaya terkait khodam.
“Jangan sampai kita menjadikan khodam sebagai satu acuan untuk mereka percaya dalam melakukan sesuatu hal. Sekali lagi ini adalah sifatnya hiburan dan keabsahan terkait dengan data empirik maupun historis itu masih perlu dipertanyakan,” pungkasnya.
Advertisement