Fenomena Awan Berlubang di Jember
Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan fenomena awan berbentuk aneh di langit Jember, Jawa Timur. Fenomena awan itu terlihat di sekolah kawasan Kecamatan Kaliwates, yang disaksikan oleh puluhan siswa yang sedang menikmati waktu istirahat. Pemandangan ini juga bisa dilihat di Tempurejo, Puger, Balung, Patrang, Sumbersari dan kecamatan lainnya.
Dalam video tersebut terlihat awan memenuhi langit pada siang hari. Tapi ada bagian seperti berlubang. Dikutip dari National Weather Service, fenomena awan berlubang itu disebut Fallstreak.
Celah besar berbentuk lingkaran atau elips yang dapat muncul di awan cirrocumulus atau altocumulus. Proses terjadinya Fallstreak akibat awan tingkat tinggi hingga menengah, seperti altocumulus, sering kali terdiri dari tetesan air kecil yang jauh lebih dingin daripada titik beku, namun belum membeku.
Dikaitkan dengan Bencana
Fenomena tersebut langsung menarik perhatian netizen dan dikaitkan dengan pertanda akan terjadinya sebuah bencana alam di Indonesia.
"Fenomena alam guys, Allahuakbar, Subhanallah, apa ini ya? Kayak kolam renang lho. Tapi yo kayak rusuk juga," ujar perempuan sang perekam video tersebut dikutip dari akun TikTok.
Ada netizen yang menanggapinya dengan guyonan sambil membahas soal kemunculan Alien hingga kapal Flying Dutchman dari serial kartun Spongebob Squarepants.
Penjelasan BMKG
Forecaster BMKG Banyuwangi Pos Meteorologi Jember, Hukama Nur Akmal menyampaikan, fenomena itu merupakan awan yang biasa disebut dengan awan cavum atau dikenal juga dengan istilah awan celah melingkar, awan lubang jatuh dan awan lubang-lubang.
"Bentuk seperti celah pada awan itu paling sering ditemukan di lapisan awan altocumulus, diikuti oleh cirrocumulus dan kemudian stratocumulus," jelasnya.
Dalam ilmu cuaca awan tersebut bisa disebut sebagai Cirrocomulus Cavum, Altocomulus Cavum dan Stratocomulus Cavum yang masing-masing disingkat menjadi Cc cav, Ac cav, dan Sc cav.
Rekayasa Cuaca?
Kendati ada penjelasan ilmiah, netizen banyak mengomentari ini sebagai ternologi HAARP (High-Frequency Active Auroral Research Program) atau program rekayasa cuaca.
"Ada kaitannya sama HAARP?," ujar netizen.
"HAARP diaktifkan kembali," sahut lainnya.
Advertisement