Februari-Maret, Sungai Kedungdalem Meluap 6 Kali
Sejak awal musim hujan 2021, Sungai Kedungdalem di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo menjadi sungai paling aktif yang meluapkan airnya ke permukiman warga.
Tercatat, sejak Februari hingga Selasa, 9 Maret 2021 Sungai Kedungdalem meluap sebanyak enam kali, tiga di antaranya terjadi dalam 10 hari terakhir.
Bahkan pasca dua desa di Kecamatan Dringu yakni, Dringu dan Kedungdalem dihajar banjir bandang selama dua hari, Sabtu-Minggu, 27-28 Februari 2021 lalu, Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari menetapkan status Darurat Bencana.
“Status Darutat Bencana berlaku selama dua pekan, terhitung sejak 28 Februari hingga 14 Maret 2021,” kata Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo, Selasa, 9 Maret 2021.
Awalnya, bupati menetapkan daerah berstatus Siaga Darurat Bencana selama 160 hari. Yakni, sejak 1 November 2020 hingga 9 April 2021. Status tersebut terkait tingginya curah hujan, yang merupakan dampak La Nina.
Tiga kali banjir dalam 10 hari terakhir tercatat paling parah melanda Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Pada banjir bandang Sabtu-Minggu, 27-28 Februari 2021 lalu dan Senin, 8 Maret 2021, BPBD setempat mencatat, sebanyak 1.837 kepala keluarga (KK) atau setara 5.692 jiwa terdampak banjir kiriman dari hulu Sungai Kedungdalem.
Terinci, 529 KK (1.764 jiwa) di Desa Kedungdalem dan 901 KK (2.641 jiwa) di Desa Dringu. Bahkan banjir Senin petang hingga malam hari juga menggenangi 350 KK (1.059 jiwa) di Desa Kalirejo, dan 57 KK (228 jiwa) di Desa Tegalrejo. Semuanya desa itu juga terletak di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Seperti diketahui, banjir bandang itu akibat hujan deras di bagian hulu Sungai Kedungdalem yakni, di Kecamatan Sumber, Kuripan, dan Kecamatan Bantaran.
Banjir bertubi-tubi di dua desa di Kecamatan Dringu membuat sebagian warga terpaksa mengungsi. Mereka yang mengungsi sebelumnya menempati rumah kos dan rumah kontrakan. Sebagian lagi merupakan warga asli Desa Dringu dan Desa Kedungdalem, yang mengungsi ke rumah familinya di desa lain.
“Ratusan warga yang mengungsi akibat banjir di Dringu dan Kedungdalem. Mereka meninggalkan rumahnya, ada yang ngontrak, ada yang kos,” kata Andika, warga RT 03/RW 3, Dusun Krajan, Desa Dringu.
“Saya bersama lima anggota keluarga terpaksa mengungsi pada 28 Februari lalu karena takut rumah yang kami tinggali ambruk diterjang banjir bandang,” kata Wulan, warga RT 03/RW 02Desa Dringu.