Ini Pertanyaan Tak Pantas TWK KPK, Novel Baswedan pun Tak Lolos
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang ramai dibicarakan netizen. 75 pegawai KPK disebut tak lolos tes wasasan kebangsaan (TWK). KPK menyerahkan penanganan selanjutnya pada KemenPAN RB. Salah satu yang tak lolos adalah Novel Baswedan, penyidik senior dalam sejumlah kasus besar KPK. Febri Diansyah, mantan juru bicara KPK pun menyuarakan pendapatnya tentang proses ini.
Novel Baswedan dan 74 Pegawai KPK Tak Lolos TWK
75 pegawai KPK, termasuk Novel Baswedan disebut tak lolos mengikuti tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dilakukan oleh pegawai KPK pada Maret lalu. Tes ini dilakukan mengikuti alih status sebagai syarat alih status pegawai ke Aparatur Sipil Negara (ASN).
Konsekuensinya, mereka tak lolos sebagai ASN dan kini nasibnya diserahkan pada kemenPAN RB.
Amnesty International Kecam Sreening Ideologi TWK
Tes tersebut juga mendapat kecaman dari kelompok Amnesty International. Mereka menyebut jika pertanyaan dalam TWK mengarah kepada kepercayaan agama dan paham politik pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kualifikasi mereka sebagai pegawai KPK.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai praktik menyingkirkan pegawai yang memiliki pandangan politik berbeda dari pemerintahan telah menyalahi Pasal 7 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR), yang menjamin “hak atas kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi, tanpa didasari pertimbangan apapun selain senioritas dan kemampuan”, dikutip dari Ngopibareng.id.
Novel Baswedan dan 74 Lain Disebut Kader Terbaik
Kabar itu membuat banyak netizen gusar. Sebab, sebagian besar dari nama yang tak lolos adalah penyidik yang terlibat dalam kasus kakap KPK.
Novel Baswedan sendiri selama di KPK menangani sejumlah kasus besar, di antaranya korupsi KTP elektronik, korupsi kasus benih lobster, kasus suap Hakim MK Akil Mochtar, korupsi simulator kemudi SIM, dan kasus Harun Masiku.
Maka kabar ini pun membuat Febri Diansyah, mantan juru bicara KPK heran. Ia yang pernah menjalani tes masuk KPK, merasa aneh jika orang-orang yang memiliki kerja bagus tersingkir hanya karena TWK. "Karena itu saya tak habis pikir. Sekarang beberapa pegawai senior yg berdedikasi dan kinerja bagus terancam disingkirkan hanya karena tes wawasan kebangsaan yg kontroversial ini," cuitnya di Twitter.
Kontroversi Pertanyaan TWK pada Pegawai KPK
Sejumlah pertanyaan yang diajukan KPK pun beredar di internet. Sejumlah kesaksian pegawai KPK juga membenarkan pertanyaan tersebut, termasuk Novel Baswedan.
Pertanyaan kepada pegawai KPK disebut pribadi dan tak berkaitan dengan kerja mereka di KPK. Di antaranya seperti pertanyaan, kenapa belum nikah. "Masih ada hasrat apa nggak? Ditanya mau jadi istri kedua saya nggak?" tulis Febri Diansyah di akun Twitternya.
Selain itu, pertanyaan tendensius juga muncul, di antaranya "Semua orang China sama saja", "Penista agama harus dihukum mati", dan "Kaum homosex harus diberikan hukuman badan", dikutip dari BBC Indonesia.
Penyidik KPK, Novel Baswedan, pun membenarkan pertanyaan-pertanyaan yang tersebar tersebut. "Info yang beredar tersebut valid," katanya, kepada BBC Indonesia.
Kata Pimpinan KPK
Ketua KPK Firli Bahuri menyatakan jika tes TWK itu disusun dengan melibatkan pihak lain. Menurutnya, 75 pegawai KPK yang tidak memenuhi syarat menjadi ASN, tidak dipecat namun diserahkan kepada KemenPAN RB untuk tindakanjut berikutnyya.
Diketahui, terdapat 1.351 pegawai KPK yang menjalani tes, dengan 75 orang yang disebut tidak memenuhi syarat termasuk penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Rinciannya, terdapat 1,274 pegawai yang memenuhi syarat, 75 orang Pegawai yang tidak memenuhi syarat, dan dua orang Pegawai yang tidak mengikuti tes.
"Mohon maaf itu bukan materi KPK, karena tadi sudah disampaikan yang menyiapkan materi siapa, penanggung jawabnya siapa, kan jelas tadi," kata Firli. (Dtk/Bbc)
Advertisement