Fatwa Aneh Asy-Syatibi tentang Maulid Nabi, Ini Argumen Nyata
Soal keanehan pendapat beliau bisa dibaca di FB Ust Dr Abdul Wahab Ahmad. Saya menjawab fatwa Asy-Syatibi soal larangan atau batalnya berwasiat untuk perayaan Maulid Nabi karena menurut beliau Maulid adalah bidah.
Semua Salafi, baik yang alim atau awam, memiliki kesamaan yaitu bila ada satu pendapat yang cocok dengan mereka maka pendapat tersebut mutlak benar dan yang lainnya pasti salah.
Bagaimana pendapat ulama Malikiyah yang lain?
Berikut penjelasannya:
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻮﻟﺪ اﻟﺸﺮﻳﻒ ﻓﺬﻛﺮ اﻟﻔﺎﻛﻬﺎﻧﻲ ﺃﻥ ﻋﻤﻞ اﻟﻤﻮﻟﺪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻭاﻟﻤﻜﺮﻭﻩ ﻳﻠﺰﻡ اﻟﻮاﺭﺙ ﺃﻭ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻡ ﻣﻘﺎﻣﻪ ﺇﻧﻔﺎﺫ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﺑﻪ ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﺫﻟﻚ اﻟﺸﺎﻣﻲ
Wasiat untuk pelaksanaan Maulid yang mulia seperti yang disampaikan Al-Fakihani bahwa Maulid adalah makruh. Dan hukum makruh mengharuskan bagi ahli waris atau yang menduduki kedudukan ahli waris untuk merealisasikan wasiatnya. Seperti yang disampaikan oleh Asy-Sami (Syarah Mukhtasar Khalil Bab Wasiat Hal. 168)
Jelas sudah bahwa wasiat untuk Maulid Nabi tetap sah dan harus dijalankan. Benarkah pendapat Al-Fakihani tersebut?
tuduhan Al-Fakihani
Al-Hafidz As-Suyuthi sudah membantah habis tuduhan Al-Fakihani tersebut dalam kitabnya Husnul Maqshid fi Amalil Maulid.
Bagaimana pula pendapat ulama Malikiyah yang lain terkait Maulid Nabi? Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad Abdurrahman Al Maghribi:
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻤﻮﻟﺪ ﻓﺎﻟﺬﻱ ﻳﻈﻬﺮ ﻟﻲ ﺃﻧﻪ ﻋﻴﺪ ﻣﻦ ﺃﻋﻴﺎﺩ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻣﻮﺳﻢ ﻣﻦ ﻣﻮاﺳﻤﻬﻢ، ﻭﻛﻞ ﻣﺎ ﻳﻔﻌﻞ ﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﻳﻘﺘﻀﻴﻪ ﻭﺟﻮﺩ اﻟﻔﺮﺡ ﻭاﻟﺴﺮﻭﺭ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﻤﻮﻟﺪ اﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﻣﻦ ﺇﻳﻘﺎﺩ اﻟﺸﻤﻊ، ﻭﺇﻣﺘﺎﻉ اﻟﺒﺼﺮ ﻭاﻟﺴﻤﻊ، ﻭاﻟﺘﺰﻳﻦ ﺑﻠﺒﺲ ﻓﺎﺧﺮ اﻟﺜﻴﺎﺏ، ﻭﺭﻛﻮﺏ ﻓﺎﺭﻩ اﻟﺪﻭاﺏ، ﺃﻣﺮ ﻣﺒﺎﺡ ﻻ ﻳﻨﻜﺮ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﻗﻴﺎﺳﺎ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺃﻭﻗﺎﺕ اﻟﻔﺮﺡ،
Sudah jelas bagi saya bahwa Maulid Nabi adalah bagian dari perayaan dan musiman bagi umat Islam. Apa yang dilakukan di dalamnya seperti menampakkan kebahagiaan, menyalakan lilin, memanjakan mata dan telinga, berhias dengan pakaian yang bagus-bagus dan kendaraan yang baik adalah sesuatu yang diperbolehkan. Hal ini tidak boleh diingkari pada siapapun. Dikiyaskan pada waktu-waktu bahagia lainnya
ﻭاﻟﺤﻜﻢ ﺑﻜﻮﻥ ﻫﺬﻩ اﻷﺷﻴﺎء ﺑﺪﻋﺔ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﻮﻗﺖ اﻟﺬﻱ ﻇﻬﺮ ﻓﻴﻪ ﺳﺮ اﻟﻮﺟﻮﺩ، ﻭاﺭﺗﻔﻊ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻢ اﻟﺸﻬﻮﺩ، ﻭاﻧﻘﺸﻊ ﻓﻴﻪ ﻇﻼﻡ اﻟﻜﻔﺮ ﻭاﻟﺠﺤﻮﺩ، ﻭاﺩﻋﺎء ﺃﻥ ﻫﺬا اﻟﺰﻣﺎﻥ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ اﻟﻤﻮاﺳﻢ اﻟﻤﺸﺮﻭﻋﺔ ﻷﻫﻞ اﻹﻳﻤﺎﻥ، ﻭﻣﻘﺎﺭﻧﺔ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﻟﻨﻴﺮﻭﺯ ﻭاﻟﻤﻬﺮﺟﺎﻥ ﺃﻣﺮ ﻣﺴﺘﺜﻘﻞ ﺗﺸﻤﺌﺰ ﻣﻨﻪ اﻟﻘﻠﻮﺏ اﻟﺴﻠﻴﻤﺔ، ﻭﺗﺪﻓﻌﻪ اﻵﺭاء اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻤﺔ
Menghukumi maulid sebagai bidah yang di dalamnya nampak rahasia wujud manusia, naiknya ilmu kesaksian, runtuhnya kegelapan kufur, menuduh perayaan ini tidak disyariatkan bagi orang beriman, dibandingkan dengan perayaan nairuz dan mahrajan, adalah hal-hal yang dinilai berat, yang tidak bisa diterima oleh hati yang bersih dan akal sehat (Mawahib Al-Jalil Bab Puasa, Hal. 407)
Jadi menurut beliau, orang yang menolak Maulid jiwanya tidak sehat? Ini bukan pernyataan saya.
Demikian penjelasan Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.
Advertisement