Fatihah Usai Salat, Dzikir yang Tak Dibaca Nabi Tidak Dilarang
Di sejumlah media sosial kini banyak muncul ceramah yang kerap menyudutkan pihak lain yang tak sepaham dengan dirinya. Soal-soal kecil pun menjadi bahan pembicarannya.
Belakangan muncul soal bacaan Al-Fatihah usai salat dianggap bid'ah. Benarkah demikian?
Untuk memahami hal itu, berikut penjelasan Ust Muhammad Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur:
Seorang Ustadz dari kalangan Salafi, mengatakan tidak ada 1 pun hadis dari Nabi shalallahu alaihi wasallam dalam kitab-kitab hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam membaca Surat Fatihah setelah salat.
Yang hendak dipermasalahkan sebenarnya ialah dia hendak mengatakan Bid'ah membaca Fatihah setelah Salat karena Rasulullah tidak melakukan hal itu. Seperti ini sudah lazim menjadi manhaj mereka.
Tapi benarkah hukumnya Bid'ah? Tunggu dulu. Kita baca seksama alur ijtihad dalam membaca Surat Fatihah setelah Salat.
Kesaksian Murid Syekh Ibnu Taimiyah
Abu Hafsh Al-Bazzar, murid Syekh Ibnu Taimiyah yang menulis biografi gurunya ini mengisahkan dengan kesaksiannya langsung:
ﻭَﻛﻨﺖ ﻣُﺪَّﺓ اﻗﺎﻣﺘﻲ ﺑِﺪِﻣَﺸْﻖ ﻣﻼﺯﻣﻪ ﺟﻞّ اﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻛَﺜِﻴﺮًا ﻣﻦ اﻟﻠَّﻴْﻞ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳﺪﻧﻴﻨﻲ ﻣِﻨْﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳﺠﻠﺴﻨﻲ اﻟﻰ ﺟَﺎﻧِﺒﻪ
Selama saya berada di Damaskus menemani Ibnu Taimiyah sepanjang siang dan kebanyakan malam, ia menyuruh saya mendekat hingga saya duduk di sebelahnya
ﻭَﻛﻨﺖ اﺳْﻤَﻊ ﻣَﺎ ﻳَﺘْﻠُﻮ ﻭَﻣَﺎ ﻳﺬﻛﺮ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﻓﺮﺃﻳﺘﻪ ﻳﻘْﺮَﺃ اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻭﻳﻜﺮﺭﻫﺎ ﻭَﻳﻘﻄﻊ ﺫَﻟِﻚ اﻟْﻮَﻗْﺖ ﻛُﻠﻪ اﻋﻨﻲ ﻣﻦ اﻟْﻔﺠْﺮ اﻟﻰ اﺭْﺗِﻔَﺎﻉ اﻟﺸَّﻤْﺲ ﻓِﻲ ﺗَﻜْﺮِﻳﺮ ﺗﻼﻭﺗﻬﺎ
Saya mendengar apa yang ia baca dan dzikirnya. Saya melihat Ibnu Taimiyah membaca Surat Fatihah dan mengulang-ulang Fatihah, serta ia habiskan keseluruhan waktu yakni sejak Fajar hingga terbit matahari untuk mengulang Fatihah
ﻓﻔﻜﺮﺕ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚ ﻟﻢ ﻗﺪ ﻟﺰﻡ ﻫَﺬِﻩ اﻟﺴُّﻮﺭَﺓ ﺩﻭﻥ ﻏَﻴﺮﻫَﺎ ﻓَﺒَﺎﻥ ﻟﻲ ﻭَاﻟﻠﻪ اﻋْﻠَﻢ اﻥ ﻗَﺼﺪﻩ ﺑﺬﻟﻚ اﻥ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﺘﻼﻭﺗﻬﺎ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺑَﻴﻦ ﻣَﺎ ﻭﺭﺩ ﻓِﻲ اﻻﺣﺎﺩﻳﺚ ﻭَﻣَﺎ ﺫﻛﺮﻩ اﻟْﻌﻠﻤَﺎء ﻫَﻞ ﻳﺴْﺘَﺤﺐّ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺗَﻘْﺪِﻳﻢ اﻻﺫﻛﺎﺭ اﻟْﻮَاﺭِﺩَﺓ ﻋﻠﻰ ﺗِﻼَﻭَﺓ اﻟْﻘُﺮْﺁﻥ اَﻭْ اﻟْﻌَﻜْﺲ
Saya berfikir tentang hal itu mengapa Ibnu Taimiyah selalu membaca Surat Fatihah bukan Surat yang lainn? Akhirnya menjadi jelas bagi saya, Wallahu A'lam, bahwa tujuan Ibnu Taimiyah adalah memadukan dalil hadis antara mendahulukan dalil dzikir yang datang dari Nabi ataukah membaca Al-Qur'an, maupun sebaliknya
ﻓﺮاﻯ ﺭَﺿِﻲ اﻟﻠﻪ ﻋَﻨﻪُ اﻥ ﻓِﻲ اﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔ ﻭﺗﻜﺮاﺭﻫﺎ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺟﻤﻌﺎ ﺑَﻴﻦ اﻟْﻘَﻮْﻟَﻴْﻦِ ﻭﺗﺤﺼﻴﻼ ﻟﻠﻔﻀﻴﻠﺘﻴﻦ ﻭَﻫَﺬَا ﻣﻦ ﻗُﻮَّﺓ ﻓﻄﻨﺘﻪ ﻭﺛﺎﻗﺐ ﺑﺼﻴﺮﺗﻪ
Maka Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa membaca Surat Fatihah dan mengulangi Fatihah adalah bentuk mengamalkan 2 pendapat dan meraih 2 keutamaan pahala. Hal ini adalah karena kecerdasan Ibnu Taimiyah dan tajamnya mata hatinya (Al-A'lam Al-Aliyah Fi Manaqib Ibni Taimiyah 1/38)
Jika anda membidahkan baca Fatihah setelah Shalat maka bidahkan dulu Syekh Ibnu Taimiyah, yang mereka sebut dengan Syaikhul Islam. Dan ingat semua Bid'ah adalah sesat. Mungkinkah Ibnu Taimiyah yang mereka puja itu melakukan Bid'ah yang sesat?
Advertisement