Fasilitas Wisata Banyuwangi Dilengkapi Motor Home
Pariwisata Banyuwangi semakin diminati. Wisatawan lokal dan mancanegara berdatangan. Agen perjalanan wisata juga terus menjajaki Banyuwangi. Salah satunya, PT Mitra Persada Timur.
Agen perjalanan wisata ini menawarkan paket wisata dengan konsep yang berbeda. Yakni, menggunakan mobil. Konsepnya adalah homestay yang berjalan. Namanya Motor Home.
"The Kirana Majesty Motor Home adalah konsep wisata berbeda yang kami tawarkan. Jadi kami menggabungkan moda transportasi dengan akomodasi untuk menjangkau daerah-daerah pariwisata yang masih minim akomodasinya. Dan ini semua akan kita kemas dalam satu paket wisata dengan harga yang terjangkau," kata perwakilan PT Mitra Persada Timur, Lukman Yani.
Mobil besutan PT Mitra Persada Timur itu memang keren. Bukan hanya sekadar mengantar ke tempat wisata, mobil ini juga bisa digunakan untuk menginap bagi para wisatawan. Soal fasilitas sudah pasti mumpuni. Dengan interior rumah mini, mobil tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas layaknya penginapan. Dari mulai kulkas, Air Conditioner (AC), sofa kasur, tv hingga perlengkapan memasak seperti microwave dan kompor telah disiapkan.
Mobil yang dikembangkan di Bandung tersebut secara spesifik sama seperti mobil pada umumnya. Hanya saja sedikit lebih panjang. Ketinggiannya pun dibuat berbeda. Sehingga wisatawan lebih leluasa bergerak. Apalagi atapnya juga dapat terbuka sehingga wisatawan dapat menikmati udara segar.
"Bodi belakang pikap tersebut terbuat dari FRP Moulded dengan Inner Reinforce. Panjang keseluruhan 4,9 meter dan tinggi 2,2 meter. Sementara kapasitas tempat duduk untuk enam orang penumpang," papar lukman.
Lebih lanjut Lukman mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 10 unit Motor Home. Rinciannya, 5 unit mobil Grand Max dengan kapasitas ideal dua orang dewasa dan satu anak. Sementara untuk rumah mobil jenis Elf, idealnya bisa digunakan untuk empat orang wisatawan.
Mobil tersebut juga akan dilengkapi dengan seorang supir yang merangkap sebagai tour guide serta pelayan kebersihan. Cukup dengan bujet Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta, wisatawan sudah dapat berwisata dengan nyaman.
"Khusus untuk toilet, kami bekerjasama dengan pengelola wisata-wisata di lokasi camping ground, jadi kami melibatkan lingkungan dan Banyuwangi adalah yang pertama memiliki fasilitas mobil rumah," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, mengatakan rumah mobil bisa menjadi alternatif bagi wisatawan. Dan bisa maksimal mengeksplor destinasi wisata di Banyuwangi.
Rumah mobil dinilai efektif diimplementasikan di Banyuwangi. Karena jarak antar destinasi yang saling berjauhan. Seperti antara Gunung Ijen dengan Pulau Merah yang membutuhkan jarak tempuh hingga 3-4 jam. Begitu juga jarak antara wisata Bangsring Underwater dengan destinasi surfing di Baluran, Taman Nasional Alas Purwo.
"Jadi ini bisa menjadi solusi untuk wisatawan yang ingin mengeksplor Banyuwangi. Karena jarak antar destinasi di Banyuwangi kan jauh bisa 2 sampai 3 jam. Nah dengan mobil ini wisatawan dapat terus mengeksplor Banyuwangi tanpa perlu mencari penginapan lagi karena sudah bisa istirahat di mobil. Jadi multi fungsi," ujar Bramuda.
Di tahap awal, mobil ini akan melayani empat rute objek wisata. Yakni Pantai Mustika, Pantai Pulau Merah, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran.
"Targetnya setelah lebaran sudah bisa dicoba. Tapi karena sudah banyak permintaan, kita akan coba pada saat liburan Idul Fitri," terangnya.
Mendengar hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikutan happy. Pasalnya rumah mobil atau karavan ini merupakan salah satu bentuk Nomadic Tourism. Konsep inin sangat cocok dikembangkan di Indonesia.
"Nomadic Tourism merupakan solusi tercepat untuk mengimbangi pertumbuhan wisatawan. Bayangkan jika kita harus membangun hotel, berapa tahun baru selesai hotel tersebut. Belum lagi soal pendanaan yang sangat besar," ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar juga menambahkan, Nomadic Tourism memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Treatmenya juga relatif mudah. Sangat ideal dikembangkan oleh para pelaku industri pariwisata, terutama untuk aksesibilitas dan amenitasnya. Sebab, konsep ini cepat memberikan keuntungan komersial.
"Aksesibilitas dan amenitas kekinian memang diperlukan untuk mendukung atraksi. Terlebih, destinasi pariwisata Indonesia unggul secara nature, culture, juga manmade. Untuk aksesibilitas dan amenitas dibutuhkan solusi yang sesuai. Semua fokus ke kondisi sekarang yang sedang tren. Kebutuhan ini harus dikejar karena pengembara dunia suka akses yang simpel," ujar mantan Dirut PT Telkom tersebut. (*)