Fasilitas RS Darurat Covid-19 di Surabaya Dialihkan ke Puskesmas
Fasilitas yang ada di Rumah Sakit (RS) darurat Covid-19 Kota Surabaya akan dialihkan ke RS milik pemkot dan Puskesmas. Hal ini menyusul pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"RS darurat sudah kami lepas, karena nanti bed occupation rate (BOR)-nya akan berhubungan dengan RS yang sudah ada. Ketika rumah sakit itu bornya tinggi, maka kami menyiapkan RS Darurat, tapi akan dilihat dulu naiknya disebabkan oleh apa," kata Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, Senin, 2 Januari 2023.
Lanjut Eri, apabila naiknya bor disebabkan oleh varian baru maka akan ditindaklanjuti sesuai arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Saat pihaknya telah melakukan koordinasi agar fasilitas di RS darurat seperti bed dan tabung oksigen bisa dipindahkan ke RS BDH, Sowandhi dan beberapa Puskesmas.
"Seperti tabung oksigen dan kotak-kotak obat akan ditaruh di Puskesmas. Jadi nanti Puskesmas itu akan ada pelayanan yang lebih ketika dibutuhkan," terang Eri.
Mengenai berapa jumlah lengkap fasilitas di RS darurat, Eri mengaku masih dilakukan pendataan. Tapi untuk bed atau tempat tidur ada sekitar 200 unit.
"Pendataannya sudah dilakukan sejak bulan lalu, tapi saat ini masih dikoordinasikan karena tidak semua Puskesmas bisa dikasih terkait keterbatasan ruang," imbuhnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya itu menambahkan, setelah PPKM dicabut bukan berarti Covid-19 menghilang begitu saja. Kebiasaan mengenakan masker di tempat ramai masih harus dilakukan.
"Masker tetap dipakai kalau di tempat ramai, booster keempat, isolasi mandiri tetap dijalankan. Ini masa transisi yang kita lewati, kalau bisa kita lewati maka endemi terjadi di bulan Agustus mendatang," pesan Eri.
Berdasarkan laporan yang didapatkan Eri, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, terutama Surabaya terjadi lantaran adanya varian baru bukan karena libur Nataru. "Setiap ada varian baru pasti akan ada lonjakan. Tapi kalau di Indonesia turunnya cepat," tandasnya.
Advertisement