Fasilitas Mandi di Laut Terancam Ditutup
Ratusan warga Kota Probolinggo yang selama ini melakukan terapi kesehatan dengan berendam (mandi) di laut di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan mengeluh. Soalnya, UPT PPP Mayangan meminta warga tidak lagi berendam di kawasan pelabuhan perikanan itu.
Larangan itu tertuang dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani Kepala UPT PPP Mayangan, Pratiwi Sulistyani, 15 November 2019. Surat itu ditujukan kepada pengurus Asosiasi Sahabat Laut dan pengurus Surya Citra Bahari.
Kedua organisasi itu selama ini memfasilitasi ratusan warga Probolinggo yang melakukan terapi kesehatan dengan cara berendam di laut. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat di Kota Probolinggo.
Dalam surat pemberitahuan itu disebutkan, otoritas pelabuhan meminta fasilitas milik komunitas di lokasi pelabuhan sisi barat dipindahkan. Alasannya, bangunan pemecah gelombang (breakwater) yang merupakan bangunan fasilitas pokok pelabuhan segera difungsikan.
Kawasan mulai PT Wira Dock Yard hingga bangunan breakwater juga akan dipagari permanen. Kawasan itu akan menjadi area tertutup yang hanya bisa diakses oleh petugas pelabuhan.
Menanggapi surat pemberitahuan tersebut, perwakilan Komunitas Laut Surya Citra Bahari, mendatangi kantor UPT PPP Mayangan, Jumat, 22 November 2019. Disayangkan meski sudah menunggu sekitar tiga jam, kedatangan pengurus komunitas tersebut bersama wartawan tidak ditemui pejabat UPT PPP Mayangan. Alasannya, para pejabat UPT PPP Mayangan sedang mengikuti rapat di tempat lain.
“Kami sudah datang di kantor UPT PPP Mayangan pukul 08.00 sampai 11.00, tidak ada yang menemui,” ujar perwakilan Komunitas Laut Surya Citra Bahasi, Djando Gadohoka.
Djando mempertayakan, mengapa komunitas diminta “boyongan” fasiltas di kawasan breakwater. “Kalau sekarang disuruh membongkar fasilitas, mengapa dulu kami diizinkan oleh otoritas pelabuhan?” ujar pria kelahiran NTT itu.
Sekadar diketahui, dalam setahun terakhir para anggota Komunitas Laut Surya Citra Bahari membangun fasilitas berupa gazebo, kamar mandi, dan ruang ganti. Mereka juga memperbaiki perbaikan jalan paving di area pelabuhan.
Bahkan untuk memudahkan warga yang hendak naik-turun ke laut juga dibangun tangga dari besi anti karat (stainless). “Aneh, dulu kami diizinkan sekarang diminta pindah,” kata Djando. (isa)