Farichatus Sania, Anak Satpam Raih Gelar Wisudawan Terbaik Unusa
Bermula dari cita-cita ingin menjadi perawat, Farichatus Sania dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Putri pasangan Sukandar dan Indah Suroiyah ini mengaku prestasi yang diperolehnya tak lepas dari doa dan dukungan kedua orang tuanya. Ayahnya bekerja sebagai satpam, dan ibunya turut andil menopang keuangan dengan mengasuh anak. "Memang latar belakang orang tua saya bukan berasal dari orang dengan pendidikan tinggi, namun mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya,” cerita Sania, biasa ia disapa.
Perempuan kelahiran 5 September 1999 ini menceritakan bahwa orang tuanya selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Peran dan dukungan orang tuanya sangat berpengaruh, baik dalam segi moral pun material, karena selalu mengusahakan dan mengedepankan kebahagiaan anak-anaknya, khususnya untuk pendidikan.
Dalam menempuh pendidikannya pun ia selalu ingat perkataan orang tuanya, "Ibu bapak memang tidak bisa memberikan harta, kekayaan, pun warisan, ibu bapak hanya bisa memberikan bekal ilmu, yang nantinya semoga bisa kamu pakai untuk mengangkat derajat keluarga, khususnya derajat ibu bapak,” tuturnya menirukan perkataan orang tuanya.
Orang tuanya pun menjadi motivasi diri, untuk mencapai prestasi saat ini. “Orang tua adalah motivasi terbesar saya, karena dipikiran selalu teringat adanya orang tua yang bekerja keras demi membiayai studi sampai di tingkat perguruan tinggi," ungkapnya.
Saat mengingat perjuangan orang tuanya mencari biaya pendidikannya, seketika Sania meninggalkan semua rasa malas dalam dirinya. Sebab, ia sadar bila ia berhasil akan bisa mengangkat derajat keluarga, khususnya kedua orang tua.
Berkuliah di Program Studi D3 Keperawatan Unusa telah memberikan pengalaman berkesan baginya. “Kesan seperti gula asam, meski banyak manisnya. Semua itu adalah proses kehidupan yang harus saya lalui,” tuturnya sambil tersenyum sembari mengingat masa-masa kuliahnya.
Berbicara terkait tugas akhirnya, perempuan asal Buduran Sidoarjo ini, melakukan penelitian pada 2 pasien Diabetes Mellitus yang mengalami masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah (variasi kadar glukosa darah naik atau turun dari rentang normal).
Penyebabnya adalah kurang patuhnya penderita dalam mengatur pola makan atau diet.
Diungkapkan Sania, selama menyelesaikan tugas akhirnya ada beberapa kendala yang dihadapi. Pertama, kendala dalam mencari tempat penelitian, dikarenakan situasi pandemi, ada beberapa rumah sakit yang tidak bisa menerima untuk dijadikan tempat penelitian.
Kedua, dalam hal mengkaji pasien melalui tatap muka, karena tidak bisa leluasa, mengingat waktu itu persentase Covid-19 sedang tinggi, sehingga rasa was-was muncul.
Dari pengalamannya tersebut ia menyadari bahwa tak ada usaha yang menghianati hasil. "Apa pun yang dilakukan tidak ada yang sia-sia, juga jangan jadi mahasiswa ‘Kupu-Kupu’ (kuliah pulang – kuliah pulang),” tutup perempuan yang pernah menjadi sekretaris Hima D3 Keperawatan Unusa.
Advertisement