Faktor Penyebab Turun Rahim serta Kenali Gejalanya
Turun rahim atau istilah awamnya kanser adalah kondisi rahim yang bergerak keluar dari posisi normal, sehingga posisinya turun dan menonjol di dalam vagina.
Menurut dokter spesialis Obsteri dan Ginekologi, dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari Merr, kondisi ini disebabkan karena otot levator ani atau otot panggul mengendur.
"Umumnya rahim berada di atas vagina, ditahan oleh otot dan ligamen. Ketika peranakan turun, otot dan ligamen membentang dan menjadi lemah dalam menahan rahim dengan baik. Akhirnya, rahim pun bergerak jatuh dari posisi normal dan keluar dalam vagina," ujar Eighty, sapaan akrab sang dokter.
Menurut Eighty, kondisi ini disebabkan faktor resiko utama persalinan dan kehamilan, sering mengangkat beban berat, dan juga wanita yang sudah manopause.
"Perempuan yang sudah manopause berisiko turun rahim karena horman estrogen yang menghasilkan kolagen untuk memberi kekuatan pada dasar pada panggul menurun," terang Eighty ditemui saat mengisi talkshow kesehatan bertajuk 'Beser dan Turun Rahim'.
Adapun gejala turun rahim, ujar Eighty, ialah perut merasa tegang, kembung, nyeri panggul parah, dan sakit perut. Kadang terasa juga nyeri punggung, khususnya ketika mengangkat benda berat, dan nyeri saat berhubungan seks, merasa ada pembekakan pada vagina.
"Bahkan dalam kasus terperah rahim turun bisa menyebabkan pendarahan di area vagina. Sebab, rahim yang sudah menonjol tersebut terkena gesekan saat berjalan atau beraktivitas lainnya," terangnya.
Eighty menyarankan, bila sudah ada gejala sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat segera dilakukan tindakan.
"Biasanya orang takut periksa diri sendiri ke dokter karena takut akan operasi. Kalau pun di operasi bukan dilakukan dengan pembedahan di perut, tapi dari vagina. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Eighty, turun rahim ini juga bisa dipegaruhi faktor genetik. Bila memang ada keturunan sebaiknya segera melakukan pencegahan dengan pemeriksaan diri ke dokter.
Advertisement