57 WNI Terjebak di Kapal Grand Princess, Ini Faktanya
Berdasarkan penjelasan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, ada 57 orang WNI yang terjebak di Grand Princess sejak Minggu, 8 Maret 2020. Melansir dari berbagai sumber, berikut faktanya.
57 WNI Terjebak di Dalamnya
Ribuan orang terjebak dalam kapal pesiar Grand Princess di California, Amerika Serikat. Di dalamnya, Sejumlah 57 orang merupakan warga negara Indonesia (WNI). Dari WNI yang ada terdapat satu orang yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).
Kapal kini bersandar di Pelabuhan Oakland, dikarenakan kekhawatiran virus corona. Dari informasi yang didapat, 21 orang yang tertular corona. Di sisi lain, sebanyak 232 warga Kanada sudah dipulangkan ke negara asal pada Senin, 9 Maret 2020. Keterangan ini diperoleh dari Gubernur California Gavin Newsom.
KJRI Kerja sama dengan Pemerintah Amerika
Pemerintah pusat dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Fransisco bekerjasama dengan pemerintah Amerika dalam pemantauan WNI. Khususnya pemantauan kondisi kesehatan dan perlindungan dari resiko yang tidak diinginkan.
Terlebih, pihak KJRI telah berkomunikasi dengan WNI. Selain itu, memantau langkah yang diambil pemerintah Amerika. Informasi tersebut didapat dari Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Mahendra Siregar
Paparkan Tahapan Penjemputan
Menurut Achmad Yurianto, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, tahapan penjemputan WNI antara lain sebagai berikut.
Pertama, melakukan rapat untuk menghimpun data. Kedua, menanyakan kondisi WNI dan kebijakan otoritas di negara terkait (Amerika) melalui video conference. Ketiga, jika pemerintah di negara terkait (Amerika) bisa menangani, penanganan diserahkan ke mereka.
Kemungkinan Evakuasi akan Dilakukan
Menurut keterangan Wamenlu, WNI yang terjebak, kondisi fisiknya sehat. Namun, tes virus corona belum dilakukan.
Untuk upaya perlindungan terhadap WNI, kemungkinan pemerintah akan mengevakuasi. Pemerintah pun tetap memantau perkembangan dan penanganan otoritas setempat.
Kondisi terakhir, khususnya Selasa malam, 10 Maret 2020, terdapat 1.400 orang telah meninggalkan kapal.