Fakta Wabah Bubonic yang Muncul di Mongolia, China
Akhir tahun lalu, Wuhan di China menjadi pusat munculnya covid-19 yang kini menjadi pandemi global. Sekarang, giliran wilayah di Mongolia, China, yang melaporkan munculnya wabah bubonic, penyebab pandemi black death yang menewaskan 50 juta populasi di Eropa pada abad 14. Berikut sejumlah fakta wabah bubonic dilansir dari berbagai sumber.
Dilaporkan Muncul di China
Dilansir dari Channel News Asia, laporan itu disampaikan oleh komite kesehatan dari kota Bayan Nur di Mongolia. Mereka mengeluarkan peringatan level tiga, dari empat level peringatan darurat.
Peringatan itu melarang adanya perburuan dan mengkonsumsi binatang yang bisa membawa wabah, serta meminta publik untuk melaporkan adanya dugaan wabah tersebut atau demam yang tak memiliki penyebab yang jelas, serta meminta melaporkan jika menemukan marmut yang mati atau sakit.
peringatan yang dikeluarkan pada Minggu pagi itu muncul mengiktu empat laporan munculnya wabah itu dari Mongolia pada November lalu, dua di antaranya disebut sebagai wabah pneumonia. Wabah bubonic menjadi salah satu wabah pneumonia yang mematikan.
Black Death
Wabah bubonic populer dengan sebutan black death di abad 14. Wabah ini sangat menular dan seringkali bersifat fatal. Sebagian besar wabah disebarkan oleh binatang pengerat seperti tikus.
Dikutip dari Historia, wabah yang juga dikenal sebagai penyakit pes ini memiliki ciri-ciri kulit yang menghitam, terutama di bagian ujung jari tangan dan kaki, atau hidung. Warna hitam muncul akibat jaringan yang mati.
Ditularkan oleh Tikus dan Kutu
Selain itu, wabah yang mematikan ini diduga tersebar mengikuti jalur perdagangan di lautan. Lewat awak kala perdagangan yang kemudian bersandar di daratan. Binatang pengerat menyusup di antara barang-barang yang dibawa dalam perjalanan lauta.
Ada kutu dan juga tikus yang mampu bertahan dalam perjalanan jauh. Kutu tikus mampu menempel di baju dan kemudian menggigit manusia.
Akibat transportasi yang hanya mengandalkan lautan, wabah pes masuk ke Jawa di awal abad 20, tepatnya tahun 1910. Belanda saat itu membuat kebijakan yang ekstrem berupa membakar desa untuk menghentikan penyebaran pes.
Bisa Disembuhkan
Wabah ini menurut pusat pengendali penyakit infeksius (CDC) di Amerika Serikat, kini bisa disembuhkan. Healthline menyebut jika pengobatan bisa menekan kemungkinan meninggal yang kini disebut sangat rendah. Pengobatan wabah bubonic bisa dilakukan dengan menggunakan antibiotik.
Selain itu, kemungkinan penularan dari orang yang menderika pneumonuai ke yang lainnya juga sangat rendah. CDD mencatat penyakit ini hanya muncul rata-rata tujuh kasus selama satu tahun.
Advertisement