Fakta Tragedi Kanjuruhan, LIB dan Panpel Arema Ngeyel Laga Malam
Menkopolhukam RI Mahfud MD menyebut, panitia pelaksana pertandingan Arema tidak mengindahkan rekomendasi kepolisian agar pertandingan digelar sore hari dari jadwal semula malam hari pukul 20.00 WIB. Sedangkan Polres Malang dalam surat nomor B/2156/IX-PAM.3.3/2022 telah merekomendasi perubahan jadwal agar laga berlangsung sore, pukul 15.30 WIB dengan alasan keamanan.
Di sisi lain, rekomendasi polisi ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 2022/2023. Dalam surat balasan PT LIB nomor 497/LIB-KOM/IX-2022 diputuskan agar panpel Arema FC menggelar pertandingan pada pukul 20.00. "Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam," ungkap Mahfud MD dalam keterangan pers online, Minggu 2 Oktober 2022.
Tak cukup itu saja, panpel juga melanggar aturan karena mencetak tiket lebih dari kapasitas. Semula hanya 38.000 namun yang terjual sebanyak 42.588 tiket atau 102 persen dari total kapasitas.
"Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu dan akan terus diperbaiki. Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," imbuhnya.
Untuk itu, pemerintah sesuai instruksi Presiden Joko Widodo akan menggelar rapat khusus untuk membahas kejadian tersebut.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Persebaya berhasil mengalahkan Arema FC dengan skor 3-2 dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.
Buntut dari hasil tersebut, suporter Aremania kecewa dan meluapkan emosinya dengan turun ke lapangan untuk mendatangi pemain. Aparat pun mengamankan kondisi tersebut hingga muncul penembakan gas air mata.
Kondisi tersebut memancing aparat untuk mengamankan situasi dengam menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Suporter panik dan terjadi desak-desakan menuju jalan keluar, hingga mulai jatuh korban. Sedikitnya 125 orang meninggal akibat peristiwa tersebut
Suporter yang di luar melampiaskan kemarahan dengan merusak sejumlah kendaraan polisi dan fasilitas stadion.