Fakta Teh Beracun Buatan Bapak Tewaskan Istri dan Anak di Malang
Peristiwa bunuh diri satu keluarga di Dusun Boro, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada 12 Desember 2023, menggegerkan warga setempat. Penyelidikan polisi mendapati, jika sang bapak, WE, 43 tahun, meracuni istrinya S, 40 tahun, dan anak perempuannya 12 tahun, hingga tewas, sebelum dia bunuh diri. Tindakan tersebut dipicu tanggungan utang senilai puluhan juta rupiah.
Kronologi Peristiwa
Kepala Satreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat di Kepanjen, memaparkan hasil pengujian dari laboratorium forensik (labfor) atas sejumlah barang bukti dalam kasus tersebut.
Terdapat darah WE pada pisau dan gelas yang ada di dalam kamar. Pisau digunakan WE untuk bunuh diri, sedangkan gelas digunakan WE meracik teh dengan cairan obat nyamuk.
Dari hasil pengujian labfor, ditemukan kandungan transflutrin atau bahan aktif dalam obat nyamuk pada potongan lambung S dan ARE. Hal itu sesuai dengan bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
Gandha menjelaskan, WE merupakan sosok yang meminumkan cairan obat nyamuk kepada istri dan seorang anak perempuannya. Hasil labfor juga menemukan jika WE merupakan orang terakhir yang memegang gelas berisi cairan obat nyamuk tersebut.
Bukti lain, di dalam kamar didapati karton teh kemasan. Diduga kuat, teh kemasan tersebut dicampur dengan obat nyamuk cair sebelum diberikan kepada S dan ARE. "Jadi, saat menuangkan, obat anti nyamuk tersebut dicampur dengan teh kemasan untuk menghilangkan rasa tidak enak dari obat anti nyamuk," kata Gandha dikutip dari Antara.
Gelas berisi teh dan cairan obat nyamuk itu, diberikan WE tanpa kekerasan. Polisi tidak menemukan adanya luka cakaran atau lebam yang mengindikasikan adanya paksaan dalam menenggak teh maut itu. Namun polisi akan melakukan gelar perkara untuk mencari unsur pidana dalam tewasnya tiga orang dalam satu keluarga itu. "Setelah ini, kami akan melaksanakan gelar perkara apakah ada peristiwa pidana atau tidak," lanjutnya.
Motif Bunuh Diri
Selain itu, polisi juga menyebut jika aksi WE bunuh diri lantaran terlilit utang. Dari informasi yang dikumpulkan selama proses penyidikan, WE memiliki utang sekitar puluhan juta.
"Saya hanya bisa bicara karena kita juga harus menjaga korban (anak AKE) dari trauma mendalam, kewajiban keuangannya hanya berkisar puluhan juta saja," ujar Gandha.
Diketahui, korban perempuan yang tewas memiliki saudara kembar perempuan, yang selamat dari peristiwa itu. Ketika kejadian, WE meminta anak perempuannya berinisial AKE untuk tidur di kamar lain. WE bahkan menulis wasiat untuk anaknya yang selamat, di kaca dalam kamar tempat terjadinya perkara tersebut.
Diketahui WE merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Kecamatan Sukun, Kota Malang; sedangkan S sehari-hari berjualan kue di rumah. Anak kembar WE dan S, yakni AKE dan ARE, masih sekolah di bangku kelas VII sekolah menengah pertama (SMP).