Fakta Tak Terungkap, Thomas Alfa Edison yang Tuli
Seringkali kita terkagum-kagum dengan tokoh besar, apalagi seorang penemu legendaris. Tapi, tahukah kita bahwa ada sisi manusiawinya.
“Kegagalan kadang tak selalu berakhir dengan depresi dan putus asa. Ketika bisa memaknai kegagalan dengan sikap yang berbeda, satu persatu kegagalan yang dilalui pasti memberikan sesuatu. Nah, dari sini kemudian dimulailah proses pertumbuhan keberhasilan.”
Entah kenapa begitu membaca kalimat motivasi tadi, rasanya teringat sosok hebat. Ya, kisah tentang memaknai kegagalan ini sangat dikenal sebagai bagian dari kisah hidup seorang Thomas Alfa Edison.
Edison mungkin seorang penemu paling hebat sepanjang sejarah. Namun, ia bukan menciptakannya dengan tanpa melakukan sesuatu yang gila. Bahkan untuk menemukan bohlam saja ia butuh puluhan kegagalan.
Edison adalah bukti nyata jika usaha keras takkan pernah membohongi hasilnya.
Tak hanya tentang perjuangan dan kegagalan, banyak hal penting yang bisa kita ambil dari sosok satu ini. Berikut, adalah fakta-fakta tentang Edison yang mungkin bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup.
Nah, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, kita perlu menyelamai sisi manusia sang tokoh dari sisi lelucon. Ya, lelucon sejarah.
Thomas Alfa Edison dan Lelucon Sejarah
Ilmuwan kondang dan penemu besar Amerika Serikat, Thomas Alfa Edison, pada masa kecilnya hidupnya sangat susah. Ia sering menjajakan berbagai kembang gula, kue-kue dan koran di atas kereta api.
Sekali saat menjual koran di atas wagon. Seorang tenaga pengelola kereta api yang hatinya jahat dan tenaganya besar dengan kasarnya telah menampar kuping Edison. Sejak itu Edison telah menjadi tuli.
Kemudian Edison sering berkata: "Aku benar-benar harus berterima kasih kepada Bapak itu. Di dunia yang sarat dengan kebisingan ini, dialah yang menyebabkan jiwaku berubah menjadi tenang.
Edison pun melanjutkan ucapannya: "Pada saat melakukan percobaan aku tidak usah menutup kedua kupingku lagi, hehehe......"