Fakta Sputnik V, Vaksin Covid-19 Rusia Â
Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V segera didistribusikan setelah mengantongi tes kualitas. Meski belum tuntas melakukan uji coba klinis tahap akhir, namun Sputnik V segera didistribusikan di wilayah Rusia secepat mungkin. Diperkirakan vaksinasi massal akan berlangsung Oktober.
Pengumuman itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan pada Selasa lalu. "Produksi pertama Sputnik V, telah lolos tes kualitas, dan telah disebarkan untuk sirkulasi sipil," kata pernyataan kementerian kesehatan. Vaksin akan segera didistribusikan dalam waktu dekat.
Vaksin ini banyak mengundang kritik lantaran mengantongi izin sebelum melakukan uji coba klinis tahap akhir. Moscow pun mempublikasikan penelitian mereka di Jurnal Lancet Jumat lalu. Mereka menyebut jika vaksin berhasil menimbulkan imun tubuh dan tak memiliki efek samping serius dalam percobaan yang diikuti 76 orang.
Berikut sejumlah fakta tentang Sputnik V
Digunakan Massal pada Oktober
Gamaleya insitut bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengembangkan Sputnik V. Vaksin dikembangkan berdasarkan vaksin adenovirus, vaksin untuk flu pada umumnya.
Vaksin ini diharapkan mampu memberikan imunitas pada SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, selama dua tahun. Namun hasil uji coba dengan relawan terbatas, belum dipublikasikan.
vaksin akan diberikan dalam dua dosis yang mengandung dua jenis adenovirus. Masing-masing dosis membawa antigen S dari virus corona. Antigen ini akan masuk ke dalam sel tubuh dan memproduksi respon imun.
Vaksin ini juga disebut vaksin vektor viral. Artinya, vaksin membawa virus lain ke DNA. virus ini dibutuhkan untuk membangunkan respon imun di dalam sel. Platform yang digunakan ilmuwan ini telah dipakai selama 20 tahun lebih dan telah menjadi dasar untuk sejumlah vaksin di masa lalu, termasuk Ebola.
Vaksin Gamaleya juga menggunakan teknologi serupa yang dipakai oleh vaksin asal China, Cansino. Sputnik V bakal tersedia untuk penggunaan masaal pada Oktober nanti.
Reaksi Dunia
Meski sejumlah ilmuwan menyampaikan kekhawatiran, namun beberapa negara menyatakan ketertarikan terhadap Sputnik V. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunggu untuk melakukan review atas uji coba klinisnya.
Sementara, Filipina berencana mencoba vaksin pada Oktober dan Presiden Duterte berencana menyuntik vaksin pada Mei tahun depan. Sedangkan perusahaan teknologi di Brazil berencana memproduksi Sputnik V, di tengah tahun 2021, pasca perjanjian Parada berlangsung dengan Moscow. (Alj)