Fakta Serangan Siber Ransomware LockBit Lumpuhkan BSI
Pengguna Bank Syariah Indonesia mengalami gangguan sejak Senin, 8 Mei 2023 lalu. LockBit mengklaim sebagai pelaku penyerangan dan mengancam akan membocorkan data pelanggan, bila tuntutan mereka tak dipenuhi.
Klaim LockBit
Dilansir dari laman @darktracer_int, penyerang BSI LockBit mengaku sebagai pihak yang bertanggungjawab di balik gangguan BSI.
Dalam unggahan @darktracer_int, LockBit menyebut telah mencuri sejumlah data milik BSI. Di antaranya 9 pusat data berisi lebih dari 15 juta data milik konsumen, seperti nomor telepon, alamat, jumlah rekening, dan detail transaksi.
Kemudian mencuri dokumen keuangan, dokumen hukum, dan semua password yang digunakan internal dan eksternal BSI. "Kami memberi waktu 72 jam bagi manajemen untuk menghubungi kami dan menyelesaikan masalah," kata LockBit.
Tenggat waktu bagi manajemen untuk menghubungi kelompok ransomware ini, akan habis pada 15 Mei. Bila tuntutan mereka tidak dipenuhi, LockBit mengancam akan menyebarkan semua data tersebut.
"Bagi semua pelanggan dan mitra yang datanya kami curi, jika BSI menghargai kalian, mereka akan menghubungi kami. Namun jika tidak, kami merekomendasikan agar kalian berhenti bekerjasama dengan BSI," tulis mereka.
Geng Ransomware
Ransomware sendiri dikenal sebagai komunitas hacker yang menyerang lembaga dengan tujuan mencari keuntungan tertentu. Dilansir dari Socradar, LockBit dikenal sebagai salah satu kelompok ransomware yang aktif, dan mulai menyerang sejak 2019.
Laman ini menyebut, LockBit telah menyerang sedikitnya 1.500 korban. Ada sedikitnya 300 korban selama tahun 2023. Serangan yang dilakukan LockBit disebut berdampak kerugian keuangan mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.
LockBit sendiri menyerang berbagai organisasi bisnis dan infrastruktur dengan berbagai jenis serangan berbeda. Dilihat dari bahasanya, LokcBit disebut mengecualikan laman yang menggunakan bahasa Rusia, Tatar, dan Arab.
Meski mereka mengaku tidak terlibat dalam aktivitas politik, sejumlah target sasaran sering memiliki kedekatan dengan NATO dan negara aliansinya. Sedikitnya, sekitar separuh dari serangan LockBit berdampak pada perusahaan Amerika Serikat.
Bila dilihat dari jenis organisasi sasaran, LockBit menyerang beragam organisasi. Sebagian besar berada di sektor industri pabrik, kemudian layanan jasa profesional, sektor informasi, kesehatan, konstruksi, keuangan, layanan publik, pendidikan, dan layanan hukum.
Serangan Siber
Diketahui, sebelumnya manajemen BSI menyebut jika pihaknya mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebut, serangan itu diketahui ketika pihaknya melakukan proses normalisasi layanan BSI, Rabu 10 Mei 2023.
"Kami menemukan ada indikasi dugaan serangan siber sehingga kami perlu lakukan evaluasi dan juga lakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan sistem kami aman," katanya dilansir dari Detik.