Fakta Semburan Lumpur Panas di Rig Pengeboran Panas Bumi Sumut
Semburan lumpur panas terjadi di rig pengeboran panas bumi milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Julu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Minggu, 24 April 2022 sekitar pukul 09.30 WIB.
Menurut keterangan warga setempat, Saptar, ketinggian semburan lumpur mencapai 40 meter. Semburan masih terus terjadi dan sesekali masih tinggi hingga sekitar pukul 14.14 WIB.
"Mulai sekitar jam 09.30 Pagi tadi dan sampai saat ini masih tetap ada semburan, sesekali masih tinggi," ujar warga Desa Sibanggor Julu, Kabupaten Mandailing Natal, Saptar dikutip Antara, Minggu, 24 April 2022.
Kapolres Madina, AKBP Reza Akbar membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan ada 21 orang yang dilarikan ke RSUD Panyabungan Madina. Mereka mengalami gejala pusing, mual, muntah dan sesak napas.
Adapun ke 21 korban antara lain empat laki-laki, dan 17 lainnya perempuan. Dari 21 korban, satu di antaranya bayi masih berusia 6 bulan.
Lokasi proyek PT SMGP berada tak jauh dari pemukiman warga. Saat itu para korban tengah berada di areal persawahan untuk memanen padi.
Berikut ini fakta-fakta tentang semburan lumpur panas yang membuat 21 orang keracunan akibat menghirup gas yang bocor.
Dilaporkan akun Twitter Advokasi Jaringan Tambang (JATAM) Nasional, semburan lumpur terjadi di sekitar Wellpad T milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP). Lumpur keluar disertai bau menyengat yang membuat warga mual, muntah hingga pingsan.
Berikut ini fakta yang terjadi dari peristiwa tersebut, yang disaring dari berbagai sumber.
1. Terjadi di Wellpad T PT SMGP
Peristiwa semburan lumpur panas disertai gas Hidrogen Sulfida (H2S) terjadi pada Minggu pagi. Menurut keterangan Kepala BPBD Kabupaten Mandailing Natal, Edo Matondang, kejadian ini berlokasi di sekitar Wellpad Tenggo milik PT SMGP.
Warga yang keracunan berada di sekitar Wellpad Tenggo tersebut. Semua memiliki gejala yang sama yakni mual dan muntah-muntah. Semua warga yang keracunan sudah dilarikan ke rumah sakit.
2. Bukan Kejadian Pertama
Aktivitas pengeboran panas bumi yang ada di Desa Sibanggor Julu sudah beberapa kali memberi dampak buruk bagi warga sekitar. Pada 25 Januari 2021 lalu, lima warga tewas dan puluhan lainnya mendapat perawatan.
Para korban berjatuhan setelah pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi terjadi masalah. Kran master palep untuk mengalirkan panas bumi (fluida) yang dibuka pekerja bernama Deden Demawan justru mengeluarkan gas beracun.
Warga yang coba menutup kran tersebut pada akhirnya pingsan. Lima warga kemudian menjadi korban hingga nyawanya tak tertolong, yakni Sutarmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni dan Syahrani (14).
Peristiwa ini kemudian berulang pada 6 Maret 2022 lalu. Puluhan warga keracunan karena diduga menghirup gas Hidrogen Sulfida yang bocor. Untungnya, tak ada korban jiwa yang jatuh dalam kejadian tersebut.
3. Polda Sumut Terjunkan Tim Labfor
Guna mengetahui kronologi dari semburan lumpur panas yang disebut-sebut hingga setinggi 30 meter tersebut, Polda Sumatera Utara menerjunkan tim Labfor. Mereka diterbangkan menggunakan helikopter menuju lokasi.
Dari dugaan awal PT SMGP, warga keracunan karena menghirup gas Hidrogen Sulfida (H2S) atau gas Metana, sama seperti 6 Maret 2022 lalu. H2S keluar bersamaan dengan lumpur panas yang menyembur.
4. Bupati Mandailing Natal Minta PT SMGP Dikaji Ulang
Bupati Mandailing Natal, Muhammad Jafar Sukhairi Nasution meminta pemerintah pusat untuk mengkaji ulang keberadaan PT SMGP. Pasalnya, peristiwa keracunan gas ini sudah terjadi lebih dari sekali, dalam tempo berdekatan.
Bupati meminta pemerintah turun tangan karena kewenangan pencabutan atau penghentian kegiatan PT SMGP bukan di pemerintah daerah, melainkan ada di pemerintah pusat.
Bupati khawatir kejadian berulang ini membuat warga trauma. Apalagi dari setiap kejadian, pasti ada warga yang keracunan gas akibat pipa bocor atau semburan lumpur disertai H2S.
5. Sikap PT SMGP
PT SMGP prihatin dengan kejadian yang membuat sekitar 21 orang mengalami keracunan gas yang keluar dari semburan lumpur panas. PT SMGP telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian, TNI, tokoh agama serta Forkopimda Kabupaten Mandailing Natal terkait hal ini.
PT SMGP akan bertanggung jawab terhadap warga yang menjadi korban keracunan gas tersebut.