Fakta Sejarah Sidoarjo Dipilih sebagai Lokasi Satu Abad NU
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merayakan puncak Hari Lahir (Harlah) NU ke-100, hari ini, Selasa, 7 Februari 2023/ 16 Rajab 1444 Hijriah. Lokasinya di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Perayaan 1 abad NU tersebut dihitung berdasarkan penanggalan kamariah. NU didirikan KH Hasyim Asy’ari dan para ulama lain, pada 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H di Surabaya, Jawa Timur.
Di sisi lain, peringatan harlah NU berdasarkan kalender masehi di tahun ini, baru yang ke-97 pada 31 Januari 2023. Harlah NU ke-100 di kalender masehi akan diselenggarakan pada 31 Januari 2026.
Peringatan Harlah Satu Abad NU ini akan dilaksanakan selama 24 jam nonstop. Mulai Selasa, 7 Februari pukul 00.00 WIB hingga 8 Februari pukul 00.00 WIB. Tema yang dibawakan adalah “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru".
Diperkirakan 1 juta warga nahdliyin (sebutan warga NU) dari seluruh Indonesia akan hadir. Bahkan 300 ulama dunia juga diprakirakan bakal hadir. Sidoarjo dipilih sebagai lokasi acara karena memiliki tanah keberkahan karena kabupaten berjuluk Kota Udang tersebut merupakan tempat yang pernah digunakan oleh pendiri NU untuk memperdalam ilmu agama.
Dikutip dari jatim.nu.or.id, Pondok Pesantren (Ponpes) Siwalan Panji Sidoarjo merupakan pesantren tertua di Sidoarjo. Selain itu, beberapa ulama besar Indonesia juga pernah menimba ilmu di dalamnya. Salah satunya muassis NU Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari.
Hingga saat ini, kamar yang pernah ditempat oleh KH M Hasyim Asy’ari saat menjadi santri tidak pernah dipugar. Hal tersebut dengan tujuan agar menjadi pengingat bagi generasi santri Pesantren Siwalan Panji bahwa pernah ada ulama besar Indonesia yang juga nyantri di sana.
Sejumlah ulama lainnya juga pernah mengenyam ilmu pengetahuan agama di tanah Sidoarjo. Antara lain, KH As’ad Syamsul Arifin, KH Alwi Abdul Aziz, KH Wahid Hasyim, KH Cholil, dan KH Nasir (Bangkalan).
KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Ridwan Abdullah selaku pencipta lambang Nahdlatul Ulama juga pernah nyantri di dalamnya. Selain itu, ada pula KH Umar (Jember), KH Usman Al Ishaqi, dan KH Abdul Majid (Bata-bata, Pamekasan).
Berikut ini alasan pemilihan Sidoarjo sebagai lokasi Puncak Harlah Satu Abad NU:
Fakta Sejarah Sidoarjo Dipilih sebagai Lokasi Satu Abad NU
NU merupakan sebuah organisasi yang dilahirkan oleh sejumlah ulama di Kertopaten, Surabaya, oleh KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri pada 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H.
NU secara harfiah berarti kebangkitan para ulama.
Pada awal abad ke- 20 memang telah lahir beragam perkumpulan atau organisasi keagamaan, mulai dari alasan sosial-politik untuk menggalang solidaritas umat Islam guna menentang kolonialisme sampai faktor keagamaan untuk mempertahankan sekaligus menyebarkan pandangan atau wawasan teologi keislaman.
Terpilihnya Sidoarjo sebagai lokasi Satu Abad NU lantaran daerah ini menjadi tempat para pendiri NU memperdalam ilmu agama.
Juru Bicara Puncak Resepsi 1 Abad NU Rahmat Hidayat Pulungan mengungkapkan, KH Hasyim Asy'ari dan KH Muhammad Kholil Bangkalan pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo. Bahkan, Hasyim Asy'ari jadi menantu kiainya, KH Ya'qub.
Advertisement