Fakta, Ribuan Perempuan di Jember jadi Tulang Punggung Keluarga
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember mencatat, ada 159.571 ribu perempuan di Kabupaten Jember terpaksa menjadi perempuan kepala keluarga (Pekka). Data tersebut merupakan data per bulan Juni tahun 2021.
"Data yang kami terima dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jember, sampai bulan Juni 2021 ada 159 ribu perempuan di Kabupaten Jember menjadi Pekka. Kalau data sampai saat ini kita masih melakukan koordinasi dengan Dispendukcapil Jember," kata Kepala DP3AKB Jember, Suprihandoko, Senin, 27 Desember 2021.
Ratusan perempuan Jember menjadi Pekka bukan atas keinginannya sendiri. Mereka terpaksa menjadi tulang punggung sebagai kepala keluarga karena dipaksa oleh kondisi tertentu. Seperti suami meninggal, suami tidak bertanggung jawab, karena suami sudah tua atau sakit sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
"Perempuan jadi Pekka ini penyebabnya beragam, kami sudah bentuk tim untuk mendata apakah karena perceraian, penelantaran, atau karena suami meninggal dunia," tambah Handoko.
DP3AKB Jember pernah menerima pengaduan dari seorang perempuan yang ditelantarkan oleh suami. Perempuan itu tidak pernah diberi nafkah, tetapi juga tidak dicerai.
Persoalan itu membuat perempuan tersebut tersiksa. Saat ada keinginan menikah dengan lelaki lain juga tidak bisa karena statusnya masih istri dari suami yang menelantarkannya.
Menurut Handoko, sebuah keluarga yang dikepalai seorang perempuan sangat berisiko terjadi kemiskinan. Sebab kebutuhan yang semestinya ditopang oleh suami harus ditanggung oleh perempuan.
Dampak lebih jauh adalah anak-anak mereka yang menjadi korban. Kebutuhan dan pemenuhan hak anak dalam sebuah keluarga miskin sering kali terkendala. Bahkan tidak jarang anak perempuan mereka ada yang terpaksa dinikahkan pada usia yang belum cukup.
Upaya Pemberdayaan Pekka
DP3AKB Jember selama ini sudah melakukan upaya pemberdayaan perempuan kepala keluarga. DP3AKB Jember sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan kosmetik yang siap memberdayakan Pekka di Kabupaten Jember.
“Kami sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan kosmetik. Perempuan Kepala Keluarga nanti akan diberi pelatihan agar bisa membuka usaha salon,” jelas Handoko.
Selain itu DP3AKB Jember memberikan layanan bantuan secara hukum bagi perempuan kepala keluarga. Salah satu perempuan kepala keluarga beberapa waktu lalu membawa anaknya ke kantor DP3AKB. Anak tersebut tidak pernah mendapatkan hak nya setelah ayahnya jatuh ke pelukan perempuan lain.
“Identitas kami rahasiakan ya, beberapa waktu lalu kami mengawal kasus perempuan yang ditelantarkan suami. Dia membawa anaknya ke kantor. Kami advokasi dan alhamdulillah ayah yang sempat menelantarkan anaknya itu bersedia menafkahi meski sudah resmi cerai dengan ibu anak tersebut,” tambah Handoko
Tidak hanya itu, DP3AKB Jember juga sedang menyusun sebuah aplikasi khusus bagi Pekka. Selama ini mereka ada keinginan bersuami lagi, namun khawatir mendapatkan suami yang tidak diinginkan. Program itu nanti akan terintegrasi dengan program pemberdayaan perempuan.
“Kami sedang menyusun aplikasi yang memudahkan Pekka mendapat suami yang diinginkan. Identitas dan kriteria mereka kami rahasiakan. Tentunya akan kami pastikan mendapat suami pria yang memang tanpa istri,” pungkas Handoko.
Advertisement