Fakta Pria di Jepang Bakar Dirinya Jelang Pemakaman Shinzo Abe
Seorang laki-laki membakar dirinya sendiri di dekat kantor perdana menteri di Jepang, Rabu 21 September 2022, waktu setempat. Aksi bakar diri diduga sebagai bentuk protes menjelang pemakaman Shinzo Abe.
Bakar Diri
Pria berusia 70 tahun itu berhasil diselamatkan dalam kondisi pingsan serta mengalami sejumlah luka bakar di sekujur tubuhnya.
Polisi tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 pagi. Seseorang melaporkan peristiwa itu kepada kepolisian setempat. Disebutkan, polisi juga mengalami cedera saat berupaya menyelamatkan pria tersebut, dikutip dari The Guardian, Rabu 21 September 2022.
Media melaporkan jika korban sengaja menyiram badannya dengan minyak sebelum menyalakan api. Saat ditemukan, terdapat pula catatan bertulis "menolak keras".
Aksi Protes
Diduga, aksi bakar diri pria lanjut usia tersebut sebagai bentuk protes atas menguatnya isu penyatuan antara Gereja Penyatuan dan Partai Liberal Demokrat. Pengikut gereja tersebut dikenal dengan nama Pengikut Moon.
Tindakan aksi protes diduga semakin menguat menjelang pemakaman Shinzo Abe, pada 27 September 2022 nanti.
Kabar tentang persatuan antara gereja dengan Partai Liberal Demokrat yang mendominasi pemberitaan setempat juga menguatkan oposisi untuk menolak menggunakan uang rakyat pada proses pemakaman Shinzo Abe.
Gereja Penyatuan
Sementara gereja itu didirikan di Korea Selatan tahun 1954 oleh nabi bernama Sun Myung Moon. Mereka lantas didorong menyebarkan ajaran di Jepang oleh kakek Shinzo Abe serta perdana menteri pasca perang, Nobusuke Kishi. Hal itu digunakan sebagai upaya untuk melawan pengaruh komunisme serta penggabungan serikat perdagangan.
Gereja itu juga dikenal dengan pernikahan massal, serta dituduh meminta sumbangan dengan jumlah fantastis pada pengikutnya, meski tuduhan ini telah dibantah.
Shinzo Abe sendiri dikenal sebagai sosok perdana menteri dengan masa kekuasaan terpanjang, setelah mengundurkan diri tahun 2020. Meski beberapa kali dikabarkan memiliki kondisi kesehatan yang tak baik, Abe masih menjadi sosok berpengaruh di Jepang. Hingga ia ditembak mati ketika melakukan kampanye politik di Nara, oleh Tetsuya Yamagami, pada 8 Juli 2022.