Fakta Pilu, 4 Pria Perkosa Perempuan Riau dan Banting Anak Korban
Perempuan asal Rokan Hulu, Riau, Z, berusia 19 tahun, jadi korban pemerkosaan 4 pria antara September hingga Oktober 2021. Anak bayinya diduga meninggal akibat dibanting salah satu pemerkosa. Mereka memerkosa Z di depan dua anaknya. Polisi kini melakukan otopsi jenazah bayi malang itu.
Perkosaan Riau
Peristiwa tersebut diduga berlangsung beberapa kali sepanjang September hingga Oktober 2021, di lokasi yang berbeda. Empat pelaku berinisial DK, AT, ML, dan ZM selalu memerkosa Z ketika suaminya, S, sedang tidak berada di rumah.
Pelaku memerkosa Z di beberapa tempat berbeda dengan menggunakan ancaman berupa menodongkan senjata api hingga mengalungkan pisau di leher korban.
Tindak brutal pemerkosaan dilakukan di depan dua anak Z yang masing-masing berusia 2 bulan dan 3 tahun.
Satu anak korban yang berusia 2 bulan sempat dibanting oleh pelaku dan kemudian kejang-kejang. Korban tak bisa membantu anaknya sebab saat itu dia diperkosa dengan diancam pisau.
"Anak saya dihempas sama DK, saat itu suami saya pergi mancing. Anak saya ditarik tangannya, dihempaskan ke kasur dan kejang-kejang. Saya tidak tahu mau ngapain, langsung dipaksa," kata Z dikutip dari detik.com, pada Minggu 12 Desember 2021.
Dicekoki Narkoba
Tak hanya diancam dan diperkosa, pelaku disebut korban juga memberinya narkoba. Kuasa hukum korban, Andri Hasibuan mengatakan jika korban sempat sakit hingga muntah-muntah.
"Siap dicekoki itu demam, muntah-muntah dan sakit. Saat itu korban kan sedang ASI, sedang menyusui, dibawa ke bidan. Kata bidan kayak keracunan. Tidak lama bayi ini meninggal," kata Andri.
Dipaksa Damai oleh Polisi
Andri menyebut korban telah melaporkan kejadian itu pada awal Oktober 2021, ke Polsek Tembusai Timur. Namun mereka baru menerima bukti laporan pada 3 Desember 2021.
Belakangan beredar viral video berisi percakapan dua oknum polisi yang mengancam Z dan suaminya S agar berdamai dengan terduga pelaku berinisial DK.
Suami S menyebut jika video itu benar dan direkam oleh istrinya, pada November 2021. "Itu suara saya, kejadian 21 November," kata S. S mengatakan ada dua polisi dalam video yang tersebar. Dua polisi itu adalah Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara Bripka J dan seorang penyidik S.
Menurutnya mereka datang dan mengancam, meminta mereka agar berdamai dengan DK. S juga menyebut ancaman serupa juga disampaikan saat berada di Polsek.
Polda Mutasi Anggota
Usai video tersebut viral, Polda Riau mengambil alih kasus pemerkosaan Z. Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto menegaskan jika korban dan keluarga kini sudah berada di rumah aman.
Pihaknya juga memberikan pendampingan pada korban perkosaan 4 terduga pelaku di Riau itu. Kondisi korban dan keluarga juga sudah membaik. Korban yang selama ini banyak diam kini mulai berani buka suara.
Selain itu, Polda Riau juga mencopot jabatan Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara Bripka JL buntut viral video pengancaman korban pemerkosaan.
Selain LS, Bripda RS dimutasi dalam rangka pemeriksaan."Iya, (Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara Bripka JL dicopot)," ujar Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto.
Pencopotan Kanit Reskrim tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Riau hari ini. Surat Telegram Nomor: ST/1666/XII/KEP/2021 itu ditandatangani Karo SDM Kombes Joko Setiono.
Sunarto mengatakan keduanya dimutasi ke Bid Dokkes Polda Riau dalam rangka riksa. Selain Bripka JL dan Bripda RS yang mulai diperiksa, ada nama sejumlah perwira yang dimutasi."Iya (Bripka JL dan Bripda RS dalam rangka riksa)," kata Sunarto.
Sementara 4 terduga pelaku kini telah ditahan. Polisi yang sebelumnya hanya menahan DK, menangkap tiga pelaku lain berdasarkan laporan terbaru korban perkosaan ketika kasus ditangani di Polres Rokan Hulu.
Bongkar Makam anak Korban
Polisi kini membongkar makam anak korban pemerkosaan 4 pria di Rokan Hulu, Riau, dilakukan tim Polda Riau dan Polres Rokan Hulu dengan dokter forensik RS Bhayangkara, Sabtu 11 Desember 2021. Makam dibongkar pukul 12.30-16.00 WIB di Desa Mahato, Rokan Hulu.
Kapolres Rokan Hulu AKBP Wimpiyanto terlihat hadir langsung saat pembongkaran makam oleh dokter forensik. Termasuk orang tua korban dan keluarganya, Z dan S.
Makam anak korban dibongkar untuk mencari penyebab kematian bayi malang itu. Terkait laporan bayi korban yang masih berusia 2 bulan itu sempat dibanting pelaku, DK saat terjadi pemerkosaan. "Yang jelas untuk mengetahui kematian korbannya. Dokter forensik yang datang ke makam untuk autopsi," kata Sunarto.