Fakta! Peneliti Mesir Kaji Pembaruan Pemikiran Politik Gus Dur
Penulis dan peneliti Mesir, Musthafa Zahran, kini sedang fokus pada legasi pemikiran KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
"Waktunya telah tiba, saatnya untuk menyoroti upaya KH Abdurrahman Wahid yang dikenal sebagai Gus Dur, dalam pembaruan agama dan politik di tingkat Arab, keluar dari kerangka lokal Indonesia dan regional Asia ke dunia Arab dan Islam, kemudian diurai serta dianalisis secara cermat," tuturnya, dalam keterangan dikutip Senin 25 Desember 2023.
Mengomantari ikhtiar peneliti asal Mesir itu, KH Husein Muhammad memberi tanggapan:
مَضَى الزَّمَانُ فَكُلُّ فَانٍ ذَاهِبٌ
إِلَّا جَمِيلَ الذِّكْرِ فَهُو الْبَاقِى
Zaman telah pergi
Segala yang tak abadi hilang lenyap
Hanya sebutan yang indahlah
yang terus mengalir abadi.
الوداع لا يقع إلا لمن يعشق بعينيه أما ذاك الذي يحب "بروحه" وقلبه فلا ثمة انفصال "أبدا". (جلال الدين الرومي)
Perpisahan hanyalah bagi orang yang mencintai dengan dua bola matanya. Dia yang mencintai dengan jiwa dan hatinya, tak ada kata perpisahan.
Sang peneliti itu terharu, membiru.
Kekuatan Organisasi Islam dan Pancasila
Syaikh Musthafa Zahran mengingatkan organisasi-organisasi Islam di seluruh dunia agar tidak merasa lebih tinggi dari kedudukan negara. Sebab suatu organisasi akan rusak manakala merasa lebih tinggi dari negara.
Syaikh Musthafa berpesan agar tetap berpegang teguh pada falsafah negara Indonesia, yakni Pancasila. Ia memandang Pancasila merupakan falsafah negara yang paling baik.
"Saya deklarasi di sini bahwa Pancasila adalah falsafah negara yang paling baik yang paling bagus, maka kalian harus bangga menjadi warga Indonesia yang memiliki Pancasila," ungkap Syaikh Musthafa Zahran.
Ia berpendapat, konflik dan kekerasan atas nama agama kerap terjadi lantaran masih ada sekelompok agama yang berpikir secara kaku, seperti enggan mengkompromikan agama dengan kearifan lokal.
"Masih banyak orang yang memiliki cara pandang dan pemikiran kaku yang tidak ingin menerima budaya orang lain. Dari situlah konflik kekerasan dari berbagai negara terjadi khususnya Islam itu sendiri," katanya.
Kearifan Lokal
"Kita berdakwah harus mengikuti kearifan lokal dan adat yang ada, seperti Mesir yang mempunyai adat sendiri, begitu juga negara-negara lain yang memiliki budaya tersendiri," imbuh Syekh Musthafa Zahran.
Karena itu, ia mengajak para pendakwah untuk memiliki pemikiran yang luas dan mampu menerima budaya atau adat istiadat setempat.
"Ketika berdakwah berikan dakwah yang sejuk dan mudah diterima oleh orang banyak," harapnya, diungkapkan dalam Seminar Internasional pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (26 Oktober 2022).