Fakta Operasi Penyelamatan KRI Nanggala-402 Resmi Berakhir
Operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali resmi diakhiri. Operasi mengangkat dan mengevakuasi jenazah awak kapal selam berhenti lantaran tingkat kesulitan yang disebut tinggi.
TNI AL Akhiri Operasi KRI Nanggala-402
TNI Angkatan Laut menyatakan mengakhiri operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 yang tenggelam di laut Bali, pada Rabu, 22 April 2021. Keputusan ini diumumkan usai rapat koordinasi dengan atase pertahanan Cina untuk Indonesia, pada Rabu 2 Juni 2021.
Kepala Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya mengatakan, operasi penyelamatan KRI Nanggala di kedalaman 838 meter bukanlah hal yang mudah dan mengandung tingkat risiko serta kesulitan yang tinggi.
"Kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada kapal-kapal yang telah bersusah payah melakukan pengangkatan di dasar laut serta permohonan maaf apabila ada ketidaknyamanan yang dirasakan selama melaksanakan operasi ini,” ujar I Gung Putu Alit Jaya dikutip dari laman resmi TNI AL, Kamis 3 Juni 2021.
Diketahui, operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 melibatkan tiga kapal Angkatan Laut Cina yakni PLA Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PLA Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863 dan Research Vessel (R/V) Tan Suo Er Hao.
Menyelam 20 Kali
Selama operasi penyelamatan KRI Nanggala-402, tim telah melakukan penyelaman sebanyak 20 kali. Sejumlah material berhasil diangkat dalam penyelaman tersebut.
"Liferaft dan bagian belakang anjungan,” jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Julius Widjojono, dilansir dari dw.com.
Julius menduga seluruh kru KRI Nanggala berada di bagian badan tekan. Bagian ini belum juga ditemukan dalam 20 kali penyelaman. Diduga, badan tekan kapal selam dengan diameter 38 meter, berada di dasar laut perairan Bali. "Penghentian karena pressure hull belum ditemukan sebagai badan inti keberadaan ABK 402,” kata Julius.
Kata Keluarga Kru KRI Nanggala-402
Penghentian operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 kecewa operasi penyelamatan KRI Nanggala dihentikan. Mereka tetap berharap jasad keluarga dievakuasi, meski memakan waktu yang lama.
"Kami sekeluarga berharap mereka (seluruh kru) dapat diangkat,” kata Sudarmadji, ayah dari salah satu kru KRI Nanggala dikutip dari AFP.
KRI Nanggala-402 Tenggelam Bukan Akibat Human Error
KSAL Laksamana Yudo Margono menegaskan tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan karena human error atau kesalahan manusia.
Yudo memastikan bahwa proses penyelaman kapal selam yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1981 itu sudah sesuai prosedur. "Jadi bukan human error. Karena saat proses menyelam itu sudah melalui prosedur yang betul," tegasnya saat konferensi pers pada 25 April 2021 lalu.
Diketahui, KRI Nanggala-402 membawa 53 kru dan dinyatakan hilang kontak di perairan Bali pada Rabu, 21 April 2021 lalu. KRI Nanggala-402 diagendakan untuk melakukan latihan penembakan torpedo.
Kapal selam buatan Jerman 44 tahun lalu ini dinyatakan tenggelam berdasarkan bukti autentik penemuan tumpahan minyak dan serpihan yang ditemukan tim pencari, tiga hari berselang. Para kru KRI Nanggala dinyatakan gugur pada 25 April 2021. (dwc)
Advertisement