Fakta Omicron BA.4 dan BA.5
Sub varian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 telah ditemukan di Bali sebanyak empat kasus. Dari empat pasien, terdiri dari satu WNI dan tiga WNA yang merupakan delegasi The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali, pada 23 sampai 28 Mei 2022.
Pasien BA.4 tiba di Bali tanggal 24 Mei 2022, hasil tes PCR positif dan menjalani isolasi di Hotel Amaris Nusa Dua. Hasil genome sequencing pada 9 Juni memastikan pasien terinfeksi Omicron BA.4.
"Itu (sub varian Omicron BA.4 dan BA.5) sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali, ada empat orang kena," ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Jumat 10 Juni 2022.
Sub varian baru ini memiliki karakteristik mampu menghindari imunitas tubuh yang dibentuk oleh vaksin. "Penyebaran sub varian ini juga terbilang cepat," kata Budi Gunadi Sadikin.
Gejala Subvarian BA.4 dan BA.5
Pasien BA.4 dilaporkan tidak bergejala dan sudah vaksinasi Covid-19 dua kali. Sementara tiga pasien BA.5 gejalanya bervariasi. Dua orang tidak bergejala, sedangkan satu orang bergejala ringan yakni sakit tenggorokan dan pegal-pegal. Rata-rata sudah divaksinasi, bahkan ada yang sudah empat kali.
Gejala yang ditimbulkan sub varian BA.4 dan BA.5 tak berbeda dengan Omicron pada umumnya. Sejauh ini, diketahui Covid-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 varian Omicron menimbulkan gejala yang cukup ringan, antara lain:
- demam
- batuk
- lemas atau merasa lelah
- hidung tersumbat atau pilek
- nyeri otot
- sakit kepala
- diare
- mual dan muntah
- pada beberapa kasus, pasien juga kemungkinan bisa kehilangan indera perasa dan penciuman mereka atau anosmia.
Sejauh ini, sub varian ditemukan di 58 negara dengan 5 terbanyak adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sementara itu, BA.5 terdeteksi sebanyak 8.867 sekuens di 63 negara, terbanyak di Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.